Hakim MK Ingatkan Saksi Jangan Sok Muda
A
A
A
JAKARTA - Kubu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menghadirkan saksi dugaan kecurangan pemilu di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Saksi bernama Ahmad Marduko mengaku keberatan lantaran wilayah tersebut jumlah Daftar Pemilih Khusus tambahan (DPKtb) meningkat.
Disaat membacakan jumlah DPKtb, tiba-tiba Marduko kesulitan membaca catatan yang dipegang tangannya lantaran hurufnya kecil dan susah dibaca.
Mendapati saksi kesulitan membaca catatannya, sehingga mengganggu keterangan yang disampaikan kepada majelis hakim Mahkamah Kontitusi (MK), Ketua Majelis Hakim Hamdan Zoelva mengingatkan, agar menggunakan alat bantu melihat.
"Di situ ada kacamata tidak? Anda pakai kacamata?," tanya Hamdan, di ruang sidang MK, Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Mendengar pertanyaan Hamdan, Marduko sigap mencari kacamata yang dibawanya. Kebetulan kacamata yang dibawa diletakkan di kursi tempat ia duduk menunggu perintah menyampaikan kesaksian. "Siap, bawa yang mulia," ujar Marduko.
Melihat saksi tak memanfaatkan alat bantu melihat atau kacamata yang dimilikinya, Hamdan mengingatkan, agar kacamata tersebut harus tetap melekat selama bersaksi.
"Kalau enggak lihat jangan sok muda, ada kaca mata enggak di situ, pakai kacamata," ketus Hamdan disambut gelak tawa audiens.
Di Kotawaringin Barat, menurut kesaksian Marduko banyak ditemukan DPKtb dalam jumlah yang besar. Bahkan, rata-rata pemilih hanya menggunakan identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) di luar domisilinya. "Saya juga bawa 94 fotokopi (KTP) para pemilihnya," tukasnya.
Disaat membacakan jumlah DPKtb, tiba-tiba Marduko kesulitan membaca catatan yang dipegang tangannya lantaran hurufnya kecil dan susah dibaca.
Mendapati saksi kesulitan membaca catatannya, sehingga mengganggu keterangan yang disampaikan kepada majelis hakim Mahkamah Kontitusi (MK), Ketua Majelis Hakim Hamdan Zoelva mengingatkan, agar menggunakan alat bantu melihat.
"Di situ ada kacamata tidak? Anda pakai kacamata?," tanya Hamdan, di ruang sidang MK, Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Mendengar pertanyaan Hamdan, Marduko sigap mencari kacamata yang dibawanya. Kebetulan kacamata yang dibawa diletakkan di kursi tempat ia duduk menunggu perintah menyampaikan kesaksian. "Siap, bawa yang mulia," ujar Marduko.
Melihat saksi tak memanfaatkan alat bantu melihat atau kacamata yang dimilikinya, Hamdan mengingatkan, agar kacamata tersebut harus tetap melekat selama bersaksi.
"Kalau enggak lihat jangan sok muda, ada kaca mata enggak di situ, pakai kacamata," ketus Hamdan disambut gelak tawa audiens.
Di Kotawaringin Barat, menurut kesaksian Marduko banyak ditemukan DPKtb dalam jumlah yang besar. Bahkan, rata-rata pemilih hanya menggunakan identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) di luar domisilinya. "Saya juga bawa 94 fotokopi (KTP) para pemilihnya," tukasnya.
(maf)