Bersama KPK, Migrant Care Siap Bongkar Kasus TKI
Bersama KPK, Migrant Care Siap Bongkar Kasus TKI
A
A
A
JAKARTA - Migrant Care dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar pertemuan membahas tentang kasus yang dialami para tenaga kerja Indonesia (TKI)
Pertemuan itu menindaklanjuti temuan KPK dan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri tentang dugaan pemerasan terhadap TKI di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada 26 Juli lalu.
Migrant Care merupakan lembaga swadaya masyarakat yang fokus menangani persoalan tentang buruh migran atau TKI. "Hari ini kami datang ke KPK untuk mengkonsolidasikan data advokasi yang sudah kita lakukan," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Anis menjelaskan, pertemuan dengan KPK merupakan langkah strategis untuk membongkar praktik kolusi dan korupsi yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
"Membongkar praktik yang telah terjadi dari tahun 1986 dan selama ini tidak pernah tersentuh," ujar Anis.
KPK melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 26 Juli lalu.
Dalam sidak itu, aparat menangkap 18 orang dan sempat menahan di tahanan Polda Metro Jaya. Satu orang di antaranya anggota TNI dan dua polisi. Mereka diduga terlibat pemerasan terhadap TKI.
Polda Metro Jaya telah melepaskan 15 orang karena saat kejadian tidak terjadi adanya transaksi. Sementara satu orang TNI diserahkan ke kesatuannya. Dua anggota polisi akan diperiksa di kepala bidang profesi dan pengamanan di kesatuan masing-masing.
Pertemuan itu menindaklanjuti temuan KPK dan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri tentang dugaan pemerasan terhadap TKI di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada 26 Juli lalu.
Migrant Care merupakan lembaga swadaya masyarakat yang fokus menangani persoalan tentang buruh migran atau TKI. "Hari ini kami datang ke KPK untuk mengkonsolidasikan data advokasi yang sudah kita lakukan," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Anis menjelaskan, pertemuan dengan KPK merupakan langkah strategis untuk membongkar praktik kolusi dan korupsi yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
"Membongkar praktik yang telah terjadi dari tahun 1986 dan selama ini tidak pernah tersentuh," ujar Anis.
KPK melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 26 Juli lalu.
Dalam sidak itu, aparat menangkap 18 orang dan sempat menahan di tahanan Polda Metro Jaya. Satu orang di antaranya anggota TNI dan dua polisi. Mereka diduga terlibat pemerasan terhadap TKI.
Polda Metro Jaya telah melepaskan 15 orang karena saat kejadian tidak terjadi adanya transaksi. Sementara satu orang TNI diserahkan ke kesatuannya. Dua anggota polisi akan diperiksa di kepala bidang profesi dan pengamanan di kesatuan masing-masing.
(dam)
Explore More