Jokowi di Mata Tukang Cukur Pribadi
A
A
A
CALON presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dikenal berbagai kalangan sebagai sosok yang humoris. Sifat humoris yang ada pada diri Jokowi itu membuat orang-orang yang bertemu dengannya menjadi lebih mudah akrab.
Seorang tukang cukur pribadi Joko Widodo, Abdul menyebutkan, sifat humoris itu sudah dia rasakan sejak kali pertama bertemu dengan Jokowi. Ketika itu, tahun 2007, calon presiden terpilih ini masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan memanggil Abdul untuk diminta merapikan rambut.
Pihaknya langsung mengiyakan permintaan tersebut, meskipun sebenarnya, Abdul belum pernah bertemu sakalipun dengan Jokowi. Bermodal rasa gugup dan tegang, dia mendatangi Rumah Dinas Wali Kota Solo, di Lodji Gandrung, Jalan Slamet Riyadi.
Rasa gugup itu terus bertambah, melihat banyaknya petugas keamanan yang berjaga di rumah dinas itu. Akan tetapi, hal itu segera berubah, ketika Jokowi keluar dari kamar dan menemui dirinya.
Setelah melakukan perkenalan sebentar, Jokowi langsung meminta untuk dirapikan rambutnya. Saat itu, kata-kata lucu dan humor langsung dikeluarkan oleh Jokowi, bahkan Abdul mengaku diajak bercanda oleh pria yang saat ini menduduki jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta itu.
“Saya itu gugup, belum pernah ketemu kok diundang, eh ternyata orangnya enak banget, dan tidak memberi jarak dengan saya meskipun saya hanya tukang cukur,” ucapnya saat berincang dengan wartawan, Selasa (22/7/2014).
Setelah mencukur Jokowi sekali, sebulan setelahnya dia kembali dipanggil untuk merapikan rambut. Kondisi itu terus berulang hingga saat ini. Keakraban dirinya dengan Jokowi pun bertambah. Setiap mencukur, dia dan Jokowi selalu bercanda dan tertawa bersama.
Saking senangnya bergurau, Jokowi sering meminta untuk dipotong jabrik dan dimodel berbagai macam seperti anak muda. Akan tetapi hal itu tidak pernah dia turuti, karena Jokowi tidak pantas bergaya jabrik dan cukup untuk bergaya elegan.
“Sering sekali dia itu meminta untuk dipotong jabrik dan dipotong kaya anak muda, kalau orangnya tidak humoris, tidak mungkin beliau bisa minta seperti itu,” imbuh Abdul.
Akibat keseringan diajak humor, Abdul mengaku sampai lupa diri. Dia bahkan sampai keterusan berbicara bahasa jawa ngoko. Padahal, bahasa seperti itu biasanya dilakukan untuk percakapan sehari-hari antara anak muda atau orang biasa.
“Sering kebablasan guyon, namun akhirnya saya tersadar kembali, akan tetapi bapak tidak marah justru mentertawakan saya kalau saya keterusan,” terangnya.
Sosok humoris itu juga dibenarkan oleh Wali Kota Solo, X Hadi Rudytamo. Menurutnya, Jokowi itu sangat suka humor dan sering memisahkan antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Dengan begitu, obrolan yang keluar juga lebih bervariatif dan lebih enak didengar oleh orang yang ada di sekitarnya.
Hal itu pula yang membuat Jokowi lebih mudah bergaul dan mudah diterima oleh masyarakat, baik di Kota Solo maupun di daerah lain yang pernah disinggahi oleh calon presiden terpilih dalam Pemilu 2014 ini.
Selain dikenal orang yang humoris, Jokowi juga dikenal sebagai pria yang kurus. Pria yang akrab disapa Rudy itu mengatakan, banyak pengalaman berharga yang terjadi akibat kurusnya Jokowi tersebut. Salah satunya adalah saat Jokowi tertinggal di sebuah jalan kecil, ketika blusukan bersama Rudy menggunakan sepeda motor.
“Ketika itu Jokowi blusukan di sebuah daerah pinggiran, saya setelah melihat lokasi saya kembali naik motor dan langsung tancap gas, eh ternyata Pak Jokowi itu belum naik dan tertinggal cukup jauh. Soalnya bliau naik atau tidak itu tidak ada bedanya,” ucap Rudy sambil tertawa.
Bahkan, menurut Rudy yang paling menarik adalah, ketika Jokowi ditolak oleh Megawati untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo pada periode pertama lalu. Hal itu disebabkan karena postur Jokowi yang terlalu kecil.
Namun setelah meyakinkan kepada Megawati mengenai komitemen Jokowi untuk membangun masyarakat, akhirnya Jokowi diizinkan mencalonkan diri, hingga akhirnya sekarang menjadi calon presiden terpilih.
Seorang tukang cukur pribadi Joko Widodo, Abdul menyebutkan, sifat humoris itu sudah dia rasakan sejak kali pertama bertemu dengan Jokowi. Ketika itu, tahun 2007, calon presiden terpilih ini masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan memanggil Abdul untuk diminta merapikan rambut.
Pihaknya langsung mengiyakan permintaan tersebut, meskipun sebenarnya, Abdul belum pernah bertemu sakalipun dengan Jokowi. Bermodal rasa gugup dan tegang, dia mendatangi Rumah Dinas Wali Kota Solo, di Lodji Gandrung, Jalan Slamet Riyadi.
Rasa gugup itu terus bertambah, melihat banyaknya petugas keamanan yang berjaga di rumah dinas itu. Akan tetapi, hal itu segera berubah, ketika Jokowi keluar dari kamar dan menemui dirinya.
Setelah melakukan perkenalan sebentar, Jokowi langsung meminta untuk dirapikan rambutnya. Saat itu, kata-kata lucu dan humor langsung dikeluarkan oleh Jokowi, bahkan Abdul mengaku diajak bercanda oleh pria yang saat ini menduduki jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta itu.
“Saya itu gugup, belum pernah ketemu kok diundang, eh ternyata orangnya enak banget, dan tidak memberi jarak dengan saya meskipun saya hanya tukang cukur,” ucapnya saat berincang dengan wartawan, Selasa (22/7/2014).
Setelah mencukur Jokowi sekali, sebulan setelahnya dia kembali dipanggil untuk merapikan rambut. Kondisi itu terus berulang hingga saat ini. Keakraban dirinya dengan Jokowi pun bertambah. Setiap mencukur, dia dan Jokowi selalu bercanda dan tertawa bersama.
Saking senangnya bergurau, Jokowi sering meminta untuk dipotong jabrik dan dimodel berbagai macam seperti anak muda. Akan tetapi hal itu tidak pernah dia turuti, karena Jokowi tidak pantas bergaya jabrik dan cukup untuk bergaya elegan.
“Sering sekali dia itu meminta untuk dipotong jabrik dan dipotong kaya anak muda, kalau orangnya tidak humoris, tidak mungkin beliau bisa minta seperti itu,” imbuh Abdul.
Akibat keseringan diajak humor, Abdul mengaku sampai lupa diri. Dia bahkan sampai keterusan berbicara bahasa jawa ngoko. Padahal, bahasa seperti itu biasanya dilakukan untuk percakapan sehari-hari antara anak muda atau orang biasa.
“Sering kebablasan guyon, namun akhirnya saya tersadar kembali, akan tetapi bapak tidak marah justru mentertawakan saya kalau saya keterusan,” terangnya.
Sosok humoris itu juga dibenarkan oleh Wali Kota Solo, X Hadi Rudytamo. Menurutnya, Jokowi itu sangat suka humor dan sering memisahkan antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Dengan begitu, obrolan yang keluar juga lebih bervariatif dan lebih enak didengar oleh orang yang ada di sekitarnya.
Hal itu pula yang membuat Jokowi lebih mudah bergaul dan mudah diterima oleh masyarakat, baik di Kota Solo maupun di daerah lain yang pernah disinggahi oleh calon presiden terpilih dalam Pemilu 2014 ini.
Selain dikenal orang yang humoris, Jokowi juga dikenal sebagai pria yang kurus. Pria yang akrab disapa Rudy itu mengatakan, banyak pengalaman berharga yang terjadi akibat kurusnya Jokowi tersebut. Salah satunya adalah saat Jokowi tertinggal di sebuah jalan kecil, ketika blusukan bersama Rudy menggunakan sepeda motor.
“Ketika itu Jokowi blusukan di sebuah daerah pinggiran, saya setelah melihat lokasi saya kembali naik motor dan langsung tancap gas, eh ternyata Pak Jokowi itu belum naik dan tertinggal cukup jauh. Soalnya bliau naik atau tidak itu tidak ada bedanya,” ucap Rudy sambil tertawa.
Bahkan, menurut Rudy yang paling menarik adalah, ketika Jokowi ditolak oleh Megawati untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo pada periode pertama lalu. Hal itu disebabkan karena postur Jokowi yang terlalu kecil.
Namun setelah meyakinkan kepada Megawati mengenai komitemen Jokowi untuk membangun masyarakat, akhirnya Jokowi diizinkan mencalonkan diri, hingga akhirnya sekarang menjadi calon presiden terpilih.
(san)