Pengawalan Suara di Pilpres 2014 Dinilai Alami Kemunduran
A
A
A
JAKARTA - Pengawalan suara di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dinilai mengalami kemunduran. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Qodari berpendapat, kemunduran itu dapat dilihat dari adanya perbedaan hasil penghitungan cepat (quick count) yang dirilis sejumlah lembaga survei.
"Hal ini merupakan setback, karena sebelumnya tidak pernah ada perbedaan semacam ini," kata Qodari dalam diskusi Emrus Corner di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).
"Ini juga setback karena quick count yang sebelumnya menjadi pereda ketegangan politik kini menjadi penyulut ketegangan," sambungnya.
Kemunduran ini juga terlihat dari lembaga pemantau khusus seperti Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) kalah jauh dibandingkan pada Pemilu 1999 dan 2004.
"Pengalaman 2014 menunjukkan peran lembaga pemantau pemilu tetap relevan meski Indonesia sudah berpengalaman melakukan pemilu," pungkasnya.
Qodari berpendapat, kemunduran itu dapat dilihat dari adanya perbedaan hasil penghitungan cepat (quick count) yang dirilis sejumlah lembaga survei.
"Hal ini merupakan setback, karena sebelumnya tidak pernah ada perbedaan semacam ini," kata Qodari dalam diskusi Emrus Corner di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).
"Ini juga setback karena quick count yang sebelumnya menjadi pereda ketegangan politik kini menjadi penyulut ketegangan," sambungnya.
Kemunduran ini juga terlihat dari lembaga pemantau khusus seperti Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) kalah jauh dibandingkan pada Pemilu 1999 dan 2004.
"Pengalaman 2014 menunjukkan peran lembaga pemantau pemilu tetap relevan meski Indonesia sudah berpengalaman melakukan pemilu," pungkasnya.
(kri)