Prabowo-Hatta Dinilai Lebih Beretika Sikapi Hasil Hitung Cepat
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani sebut pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa lebih sabar dan beretika dalam menyikapi hasil perolehan suara dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 berdasarkan hitung cepat (quick count).
"Kenapa kubu Prabowo-Hatta ikut mendeklarasikan kemenangan, karena kita sama-sama punya akses terhadap itu (quick count). Dan maaf, kubu kami lebih akhir mendeklarasikan. Jam tiga sore lebih, setelah kita mendapat masukan-masukan," ujar Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (10/7/2014).
Muzani menilai, perbedaan hasil hitung cepat oleh beberapa lembaga survei yang disusul dengan deklarasi kemenangan oleh pihak Jokowi-JK, adalah upaya untuk membenarkan apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.
"Deklarasi yang terlalu cepat itulah yang membuat kami bertanya-tanya, lho kok seperti ini? Itu kan artinya ada pembenaran atas jargon mereka, bahwa hanya kecurangan yang dapat mengalahkan kita. Mereka ingin mendahului kemenangan. Kalau nanti kalah, tinggal sebut terjadi kecurangan," tandasnya.
Lebih lanjut, Muzani mengimbau kepada seluruh pihak agar berhenti mempermainkan persepsi publik atas hasil Pilpres 2014.
"Seolah-olah ada perang persepsi bahwa merekalah yang menang dan seterusnya. Ini dari dulu selalu bermain persepsi, bermain seolah-olah," tuntasnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai penyokong utama kandidat nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, telah mendeklarasikan kemenangannya sekitar pukul 14.00 WIB kemarin, dimana proses hitung cepat di Indonesia bagian barat belum selesai. Sementara pasangan Prabowo-Hatta baru mendeklarasikan kemenangannya setelah pukul 15.00 WIB.
"Kenapa kubu Prabowo-Hatta ikut mendeklarasikan kemenangan, karena kita sama-sama punya akses terhadap itu (quick count). Dan maaf, kubu kami lebih akhir mendeklarasikan. Jam tiga sore lebih, setelah kita mendapat masukan-masukan," ujar Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (10/7/2014).
Muzani menilai, perbedaan hasil hitung cepat oleh beberapa lembaga survei yang disusul dengan deklarasi kemenangan oleh pihak Jokowi-JK, adalah upaya untuk membenarkan apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.
"Deklarasi yang terlalu cepat itulah yang membuat kami bertanya-tanya, lho kok seperti ini? Itu kan artinya ada pembenaran atas jargon mereka, bahwa hanya kecurangan yang dapat mengalahkan kita. Mereka ingin mendahului kemenangan. Kalau nanti kalah, tinggal sebut terjadi kecurangan," tandasnya.
Lebih lanjut, Muzani mengimbau kepada seluruh pihak agar berhenti mempermainkan persepsi publik atas hasil Pilpres 2014.
"Seolah-olah ada perang persepsi bahwa merekalah yang menang dan seterusnya. Ini dari dulu selalu bermain persepsi, bermain seolah-olah," tuntasnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai penyokong utama kandidat nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, telah mendeklarasikan kemenangannya sekitar pukul 14.00 WIB kemarin, dimana proses hitung cepat di Indonesia bagian barat belum selesai. Sementara pasangan Prabowo-Hatta baru mendeklarasikan kemenangannya setelah pukul 15.00 WIB.
(kri)