PKB Dinilai Gagal Yakinkan Warga Nahdliyin

Minggu, 06 Juli 2014 - 18:22 WIB
PKB Dinilai Gagal Yakinkan Warga Nahdliyin
PKB Dinilai Gagal Yakinkan Warga Nahdliyin
A A A
JAKARTA - Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) gagal meyakinkan warga Nahdliyin untuk memilih pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 9 Juli 2014.

Padahal PKB dianggap satu-satunya partai yang merepresentasikan suara kalangan warga Nahdliyin sejak partai tersebut didirikan mantan Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

"Kecenderungan mengalirnya kaum Nahdliyin dan Gusdurian (sebutan untuk pengagum Gus Dur) ke Prabowo-Hatta tidak sejalan dengan keputusan PKB yang turut menjadi partai pengusung Jokowi-Kalla," kata Peneliti LKP Adi Sujana di Hotel Grand Menteng, Matraman, Jakarta, Minggu (6/7/2014).

Menurut dia, partai besutan Muhaimin Iskandar tersebut dianggap gagal meyakinkan warga Nahdliyin. Ditambah lagi dengan adanya sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) secara personal seperti Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Menurut Adi, suara NU pada saat pemilu presiden ini terpecah ke kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Namun, kecenderungan warga Nahdliyin lebih memilih pasangan Prabowo-Hatta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hasil penelitian LKP menunjukkan warga Nahdlatul Ulama atau biasa disebut Nadhliyin cenderung memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Begitu juga dengan warga Nahdliyin yang mengidolakan Abdurahman Wahid (Gusdur) atau biasa disebut Gusdurian juga dinilai cenderung memilih Prabowo-Hatta.

"Kristalisasi dukungan terhadap Prabowo-Hatta juga terjadi di kalangan orang-orang yang mengagumi mantan presiden Abdurahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gusdurian," kata CEO LKP Usman Rachman di Hotel Grand Menteng, Matraman, Jakarta, Minggu (6/7/2014).

Menurut survei LKP, sebanyak 48,8% warga Nahdliyin akan memilih pasangan Prabowo-Hatta pada pemungutan suara 9 Juli mendatang. Sedangkan, sebanyak 35% warga Nahdliyin memilih pasangan Jokowi-JK. "Sisanya sebanyak 16,1% belum dapat memutuskan akan memilih pasangan yang mana," ujar Usman.

Survei LKP dilaksanakan pada tanggal 19 sampai dengan 30 Juni 2014, di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. LKP menyebutkan, populasi dari survei ini adalah warga negara Indonesia yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres dengan sampel sebesar 1.240 responden diperoleh melalui teknik pencuplikan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95% dan margin of error 2,8%.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8025 seconds (0.1#10.140)