Copot Seragam, Satgas PDIP Dukung Prabowo
A
A
A
KARANGANYAR - Puluhan anggota Satuan Tugas (Satgas) Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, mencopot seragam mereka. Selain mencopot seragam, mereka juga merobohkan papan nama Sekretariat Satgas PDIP PAC Colomadu, Karanganyar.
Setelah seluruh atribut serta papan nama Satgas PDIP mereka copot, selanjutnya mereka pun mendirikan papan nama baru bertuliskan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Selain mendirikan papan nama baru, massa pun beramai-ramai menggunakan kaos bergambar pasangan Prabowo-Hatta Rajasa serta membentangkan spanduk bertuliskan dukungan mereka terhadap pasangan nomor urut 1, diiringi tekad memenangkan pasangan yang diusung Koalisi Merah Putih ini.
Ketua GRIB yang sebelumnya Ketua Satgas PAC PDIP Colomadu, Karanganyar, Ruliatmo mengatakan, dengan berdirinya papan nama GRIB serta spanduk yang mereka bentangkan berisi dukungan mereka terhadap pasangan Prabowo-Hatta ini, secara resmi mereka keluar dari PDIP.
Alasan mereka memilih keluar dari PDIP dan menyatakan bergabung dengan Prabowo-Hatta adalah mereka tidak cocok dengan capres yang diusung PDIP, Joko Widodo alias Jokowi. Selain itu, mereka melihat sosok Prabowo sebagai sosok prajurit sejati yang dipercaya mampu bertindak tegas dan mengembalikan harga diri bangsa Indonesia yang selama ini selalu diinjak-injak negara lain.
"Kita selama ini tahu kalau kita selama ini diinjak-injak oleh negara luar, contohnya Malaysia. Sehingga kita memerlukan sosok pemimpin yang tangguh dan berwibawa. Tidak hanya ke dalam tapi juga keluar. Dan itu kita lihat ada di Prabowo, bukan di Jokowi," papar Ruliatmo, Kamis (3/7/2014).
Alasan lain kenapa mereka memutuskan keluar dari PDIP karena selama ini keberadaan mereka sudah tidak dianggap lagi. Bahkan, Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP sejak 2013 lalu tidak diberikan meski mereka telah mengajukan berulang kali kepada pihak DPC PDIP Karanganyar. "Kita berulang kali mengajukan KTA pada pihak DPC sejak 2013 atau setelah Pilbup. Tapi hingga kini tidak ada respons. Kalau kondisinya begini, kita keluar dari PDIP," jelasnya.
Sedangkan pakaian satgas yang telah mereka copot selanjutnya dikumpulkan dan akan mereka buang ke Sungai Bengawan Solo.
Di tempat yang sama, Ketua DPC Partai Gerindra Karanganyar Yulianto menyambut baik bergabungnya para Satgas PDIP ini ke dalam koalisi Prabowo-Hatta. Yulianto optimistis, bergabungnya kader PDIP ini akan berpengaruh terhadap perolehan suara Prabowo-Hatta di Karanganyar.
"Kita optimis target 52 persen suara Prabowo-Hatta bisaa terlampaui. Apalagi dengan bergabungnya para Satgas PDIP, ini akan menambah daya dobrak kita untuk memenangkan Pak Prabowo," jelasnya.
Pihak PDIP belum memberi respons terkait mundurnya para Satgas PDIP tersebut. Bahkan, Ketua DPC PDIP Karanganyar, Jawa Tengah Paryono saat dikonfirmasi tidak merespons. Pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang dikirim pun tak dijawab.
Setelah seluruh atribut serta papan nama Satgas PDIP mereka copot, selanjutnya mereka pun mendirikan papan nama baru bertuliskan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Selain mendirikan papan nama baru, massa pun beramai-ramai menggunakan kaos bergambar pasangan Prabowo-Hatta Rajasa serta membentangkan spanduk bertuliskan dukungan mereka terhadap pasangan nomor urut 1, diiringi tekad memenangkan pasangan yang diusung Koalisi Merah Putih ini.
Ketua GRIB yang sebelumnya Ketua Satgas PAC PDIP Colomadu, Karanganyar, Ruliatmo mengatakan, dengan berdirinya papan nama GRIB serta spanduk yang mereka bentangkan berisi dukungan mereka terhadap pasangan Prabowo-Hatta ini, secara resmi mereka keluar dari PDIP.
Alasan mereka memilih keluar dari PDIP dan menyatakan bergabung dengan Prabowo-Hatta adalah mereka tidak cocok dengan capres yang diusung PDIP, Joko Widodo alias Jokowi. Selain itu, mereka melihat sosok Prabowo sebagai sosok prajurit sejati yang dipercaya mampu bertindak tegas dan mengembalikan harga diri bangsa Indonesia yang selama ini selalu diinjak-injak negara lain.
"Kita selama ini tahu kalau kita selama ini diinjak-injak oleh negara luar, contohnya Malaysia. Sehingga kita memerlukan sosok pemimpin yang tangguh dan berwibawa. Tidak hanya ke dalam tapi juga keluar. Dan itu kita lihat ada di Prabowo, bukan di Jokowi," papar Ruliatmo, Kamis (3/7/2014).
Alasan lain kenapa mereka memutuskan keluar dari PDIP karena selama ini keberadaan mereka sudah tidak dianggap lagi. Bahkan, Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP sejak 2013 lalu tidak diberikan meski mereka telah mengajukan berulang kali kepada pihak DPC PDIP Karanganyar. "Kita berulang kali mengajukan KTA pada pihak DPC sejak 2013 atau setelah Pilbup. Tapi hingga kini tidak ada respons. Kalau kondisinya begini, kita keluar dari PDIP," jelasnya.
Sedangkan pakaian satgas yang telah mereka copot selanjutnya dikumpulkan dan akan mereka buang ke Sungai Bengawan Solo.
Di tempat yang sama, Ketua DPC Partai Gerindra Karanganyar Yulianto menyambut baik bergabungnya para Satgas PDIP ini ke dalam koalisi Prabowo-Hatta. Yulianto optimistis, bergabungnya kader PDIP ini akan berpengaruh terhadap perolehan suara Prabowo-Hatta di Karanganyar.
"Kita optimis target 52 persen suara Prabowo-Hatta bisaa terlampaui. Apalagi dengan bergabungnya para Satgas PDIP, ini akan menambah daya dobrak kita untuk memenangkan Pak Prabowo," jelasnya.
Pihak PDIP belum memberi respons terkait mundurnya para Satgas PDIP tersebut. Bahkan, Ketua DPC PDIP Karanganyar, Jawa Tengah Paryono saat dikonfirmasi tidak merespons. Pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang dikirim pun tak dijawab.
(zik)