Marak Kampanye Hitam, Pilpres 2014 Paling Buruk
A
A
A
SOLO - Aliansi Peduli Pemilu Damai (APPD) Solo Raya menyesalkan perhelatan akbar pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 semakin memanas. Dibandingkan periode sebelumnya, penyelenggaraan pilpres kali ini bisa dikatakan terburuk.
Ketua APPD Solo Raya Agus Kiswadi menilai, kedua kandidat tidak memberikan pendidikan berpolitik yang baik terhadap rakyatnya sendiri. Sebaliknya, kedua capres tersebut malah lebih memilih berseteru.
"Pilpres kali ini jauh lebih buruk daripada pilpres saat SBY terpilih menjadi presiden. Kedua capres tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Bahkan sudah melebar dari alur visi dan misi pasangan," ungkap Agus yang juga Ketua Umum Yayasan Keluarga Besar Soeharto Indonesia (YKBSI), Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/7/2014).
Menurut Agus, perseteruan yang lebih ditonjolkan keduanya tersebut dibanding harus memaparkan visi dan misi keduanya, membuat rakyat menjadi bingung dan tak mengetahui apa sebenarnya visi dan misi yang dibawa kedua capres tersebut bila terpilih menjadi presiden.
"Saat SBY terpilih, rakyat tahu apa visi dan misi yang dibawa SBY untuk memimpin negeri ini. Lah, kalau ini, coba saja lembaga survai turun ke lapangan untuk tanya apa visi dan misi para capres diketahui rakyat. Rakyat justru tahunya mereka (capres) berdua berseteru, kampanye hitam, obor rakyat, dan apa lagi," ujarnya.
Untuk itu Agus meminta agar para capres bisa mengintruksikan kepada tim suksesnya agar lebih menonjolkan visi dan misi dibandingkan merancang kampanye hitam saling menjatuhkan.
"Hentikan kampanye hitam, saling menyerang. Kalau bicara masalah kekurangan, semua manusia punya kekurangan tak hanya kedua capres," pungkasnya.
Ketua APPD Solo Raya Agus Kiswadi menilai, kedua kandidat tidak memberikan pendidikan berpolitik yang baik terhadap rakyatnya sendiri. Sebaliknya, kedua capres tersebut malah lebih memilih berseteru.
"Pilpres kali ini jauh lebih buruk daripada pilpres saat SBY terpilih menjadi presiden. Kedua capres tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Bahkan sudah melebar dari alur visi dan misi pasangan," ungkap Agus yang juga Ketua Umum Yayasan Keluarga Besar Soeharto Indonesia (YKBSI), Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/7/2014).
Menurut Agus, perseteruan yang lebih ditonjolkan keduanya tersebut dibanding harus memaparkan visi dan misi keduanya, membuat rakyat menjadi bingung dan tak mengetahui apa sebenarnya visi dan misi yang dibawa kedua capres tersebut bila terpilih menjadi presiden.
"Saat SBY terpilih, rakyat tahu apa visi dan misi yang dibawa SBY untuk memimpin negeri ini. Lah, kalau ini, coba saja lembaga survai turun ke lapangan untuk tanya apa visi dan misi para capres diketahui rakyat. Rakyat justru tahunya mereka (capres) berdua berseteru, kampanye hitam, obor rakyat, dan apa lagi," ujarnya.
Untuk itu Agus meminta agar para capres bisa mengintruksikan kepada tim suksesnya agar lebih menonjolkan visi dan misi dibandingkan merancang kampanye hitam saling menjatuhkan.
"Hentikan kampanye hitam, saling menyerang. Kalau bicara masalah kekurangan, semua manusia punya kekurangan tak hanya kedua capres," pungkasnya.
(hyk)