Surat Terbuka Franz Magnis Tuai Kritik
A
A
A
JAKARTA - Beredarnya mengenai surat terbuka Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Franz Magnis Suseno mendapat kritik dari beberapa kalangan. Surat terbuka itu dinilai bisa memperkeruh suasan politik yang kian memans jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang.
Guru Besar sejarah dan pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Siswanto Masruri menilai ketakutan Franz Magnis terhadap lingkaran pendukung pasangan calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sangat berlebihan.
"Tidak baik seorang Romo yang dihormati jamaatnya justru memprovokasi sesama umat saling membenci," ujar Siswanto dalam siaran persnya kepada wartawan, Rabu (2/7/2014).
Masruri berpendapat banyaknya kelompok Islam yang mendukung Prabowo-Hatta juga tidak bisa dijadikan alasan adanya kekhawatiran kelompok Islam itu akan mempengaruhi Prabowo-Hatta jika terpilih menjadi presiden.
"Romo Magnis lupa, pada era Megawati justru banyak konflik kekerasan berbasis agama seperti yang terjadi di Ambon, Maluku dan Poso. Di era SBY konflik tersebut mulai mereda. Apa mampu Jokowi mengatasi konflik agama yang sewaktu-waktu bisa terjadi?" tukasnya.
Lanjutnya, konflik antar agama hanya bisa diselesaikan dengan dialog tanpa prasangka buruk untuk menebar kebencian dan permusuhan. "Bisa jadi Islam garis keras yang dituduh Romo Magnis justru akan lebih liar kalau Presidennya Jokowi. Kalau sudah demikian, siapa lagi yang bisa meredam kelompok garis keras atau komunis, selain TNI," ucapnya.
Sebelumnya beredar surat terbuka Franz Magnis Suseno. Dalam suratnya Franz Magnis mengkhawatirkan adanya kelompok Islam garis keras di barisan pendukung Prabowo-Hatta. Franz Magnis khawatir Prabowo akan tersandera oleh kelompok garis keras tersebut.
Surat terbuka ini bukan hanya beredar di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Surat ini juga ditampilkan melallui situs laskarjokowi.com.
Guru Besar sejarah dan pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Siswanto Masruri menilai ketakutan Franz Magnis terhadap lingkaran pendukung pasangan calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sangat berlebihan.
"Tidak baik seorang Romo yang dihormati jamaatnya justru memprovokasi sesama umat saling membenci," ujar Siswanto dalam siaran persnya kepada wartawan, Rabu (2/7/2014).
Masruri berpendapat banyaknya kelompok Islam yang mendukung Prabowo-Hatta juga tidak bisa dijadikan alasan adanya kekhawatiran kelompok Islam itu akan mempengaruhi Prabowo-Hatta jika terpilih menjadi presiden.
"Romo Magnis lupa, pada era Megawati justru banyak konflik kekerasan berbasis agama seperti yang terjadi di Ambon, Maluku dan Poso. Di era SBY konflik tersebut mulai mereda. Apa mampu Jokowi mengatasi konflik agama yang sewaktu-waktu bisa terjadi?" tukasnya.
Lanjutnya, konflik antar agama hanya bisa diselesaikan dengan dialog tanpa prasangka buruk untuk menebar kebencian dan permusuhan. "Bisa jadi Islam garis keras yang dituduh Romo Magnis justru akan lebih liar kalau Presidennya Jokowi. Kalau sudah demikian, siapa lagi yang bisa meredam kelompok garis keras atau komunis, selain TNI," ucapnya.
Sebelumnya beredar surat terbuka Franz Magnis Suseno. Dalam suratnya Franz Magnis mengkhawatirkan adanya kelompok Islam garis keras di barisan pendukung Prabowo-Hatta. Franz Magnis khawatir Prabowo akan tersandera oleh kelompok garis keras tersebut.
Surat terbuka ini bukan hanya beredar di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Surat ini juga ditampilkan melallui situs laskarjokowi.com.
(kur)