Ini Indikasi Ada Operasi Politik di Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Presidium Nasional Jaringan Muda Nahdlatul Ilama (NU), Arif Hidayat mengatakan, ada indikasi operasi politik terkait pemberitaan media Australia, The Sydney Morning Herald.
Pasalnya, dalam media tersebut, sejumlah lembaga survei belum merilis hasil terbaru terkair elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo (Jokowi).
Namun, The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo dan Jokowi. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
"Indikasi pertarungan pilpres ini sudah tidak sehat lagi. Adanya perang politik, ada operasi politik oleh intelijen. Kemungkinan terburuk, akan ada percikan konflik horizontal," kata Arif Hidayat saat dihubungi Sindonews, Jumat 27 Juni 2014 malam.
"Indikasi kedua, pertarungan di media online, dunia maya, itu sudah sangat luat biasa, dan tidak ada kontrol dari pemerintah. Seolah-olah ada pembiaran," imbuhnya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator, hingga saat ini belum mengeluarkan hasil survei terbaru, mengenai elektabilitas Capres Prabowo dan Capres Jokowi.
Pasalnya, dalam media tersebut, sejumlah lembaga survei belum merilis hasil terbaru terkair elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo (Jokowi).
Namun, The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo dan Jokowi. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
"Indikasi pertarungan pilpres ini sudah tidak sehat lagi. Adanya perang politik, ada operasi politik oleh intelijen. Kemungkinan terburuk, akan ada percikan konflik horizontal," kata Arif Hidayat saat dihubungi Sindonews, Jumat 27 Juni 2014 malam.
"Indikasi kedua, pertarungan di media online, dunia maya, itu sudah sangat luat biasa, dan tidak ada kontrol dari pemerintah. Seolah-olah ada pembiaran," imbuhnya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator, hingga saat ini belum mengeluarkan hasil survei terbaru, mengenai elektabilitas Capres Prabowo dan Capres Jokowi.
(maf)