Senior TNI Diminta Tidak Perkeruh Suasana Jelang Pilpres
Rabu, 25 Juni 2014 - 19:22 WIB

Senior TNI Diminta Tidak Perkeruh Suasana Jelang Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pemuda Panca Marga (PPM) Lulung Lunggana menyesalkan sikap para jenderal purnawirawan senior TNI menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.
Menurut Lulung, seharusnya para senior TNI itu malu terhadap rakyatnya sendiri yang begitu antusias menyambut datangnya pilpres. Bukan sebaliknya, para senior TNI malah memperkeruh situasi menjelang pergantian pemimpin negeri ini.
"Terus terang saya sangat malu melihat ulah para senior-senior TNI. Mereka bukannya mendukung rakyat yang sangat antusias menyambut pilpres. Sebaliknya para senior TNI ini malah membuat situasi semakin keruh oleh ucapan dan tindakannya," tutur Lulung seusai ziarah ke makam almarhum mantan Presiden RI Soeharto di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (25/6/2014)
Menurut dia, para Jenderal purnawan justru membuat seolah-olah pesta demokrasi bangsa ini seperti dikotak-kotakan dan membuat blok.
Dia menyoroti pernyataan mantan petinggi TNI yang mengaitkan Prabowo dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). "Kalau berbicara masalah HAM, bangsa ini sudah naik kelas. Terlihat sekali bukan kalau itu dipaksakan. Kenapa ketika Prabowo menjadi cawapres Megawati (pada Pilpres 2009), KPU meloloskannya. Itukan berarti tidak ada masalah dengan Prabowo. Kenapa sekarang Wiranto berbicara itu," paparnya.
Menurut Lulung, seharusnya para senior TNI itu malu terhadap rakyatnya sendiri yang begitu antusias menyambut datangnya pilpres. Bukan sebaliknya, para senior TNI malah memperkeruh situasi menjelang pergantian pemimpin negeri ini.
"Terus terang saya sangat malu melihat ulah para senior-senior TNI. Mereka bukannya mendukung rakyat yang sangat antusias menyambut pilpres. Sebaliknya para senior TNI ini malah membuat situasi semakin keruh oleh ucapan dan tindakannya," tutur Lulung seusai ziarah ke makam almarhum mantan Presiden RI Soeharto di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (25/6/2014)
Menurut dia, para Jenderal purnawan justru membuat seolah-olah pesta demokrasi bangsa ini seperti dikotak-kotakan dan membuat blok.
Dia menyoroti pernyataan mantan petinggi TNI yang mengaitkan Prabowo dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). "Kalau berbicara masalah HAM, bangsa ini sudah naik kelas. Terlihat sekali bukan kalau itu dipaksakan. Kenapa ketika Prabowo menjadi cawapres Megawati (pada Pilpres 2009), KPU meloloskannya. Itukan berarti tidak ada masalah dengan Prabowo. Kenapa sekarang Wiranto berbicara itu," paparnya.
(dam)