Ini Mekanisme Pengadaan Tank Leopard
A
A
A
JAKARTA - Capres Joko Widodo, dalam debat capres putaran tiga di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu 22 Juni lalu mempertanyakan pengadaan tank Leopard yang dianggapnya tak sesuai dengan geografis Indonesia.
Menanggapi pernyataan capres yang kerap disebut Jokowi itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Sisriadi memberikan penjelasannya.
"Pengadaan tank Leopard dilakukan sesuai mekanisme pengadaan Alutsista TNI yang berlaku," ujarnya dalam keterangan persnya, Selasa (24/6/2014).
Pengadaan dilakukan dengan pendekatan bottom up. Proses dimulai dari kajian teknis dan taktis oleh satuan pengguna, yakni Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD. Kajian teknis mempertimbangkan faktor kondisi geografis, postur prajurit yang mengawaki, kesesuaian doktrin dan sebagainya.
Tahap berikutnya dilakukan kajian operasional di Markas Besar TNI AD, dengan mempertimbangkan antara lain, faktor dukungan logistik, sistem pemeliharaan, layanan purna jual, fasilitas pendukung dan sebagainya.
"Selanjutnya dilakukan kajian operasional untuk menguji tingkat interoperabilitas (kapabilitas dari suatu produk atau sistem) di Markas Besar TNI," tuturnya.
Proses administrasi pengadaan alutsista dilakukan di Kementerian Pertahanan. Melibatkan personel Kementerian Pertahanan, Mabes Angkatan terkait, Mabes TNI, Bappenas dan Kementerian Keuangan.
Pada tahap ini, pertimbangan yang digunakan antara lain kemampuan calon negara/pabrikan pembuat alutsista, ketersediaan anggaran, dan hal-hal lain berkaitan dengan aspek strategis.
Setelah mendapat persetujuan atau pencabutan tanda bintang dari DPR RI, kontrak pengadaan Alutsista dapat dilaksanakan secara efektif.
Guna mengoptimalkan/efisiensi penggunaan anggaran, sambung dia, pengadaan Alutsista TNI dilakukan dengan pola pemerintah ke pemerintah (government to government atau G to G) maupun pabrikan ke pemerintah (bussines to government atau B to G), tanpa menggunakan perantara.
Sisriadi memberikan informasi tambahan, selain membeli Leopard dari Jerman, Indonesia juga membeli tank Marder. Masing-masing tank yang akan tiba pada pekan pertama di bulan September nanti, sebanyak 26 unit.
Upacara pengiriman dilakukan pada Senin 23 Juni 2014 di Unterluss, Jerman, yang dihadiri Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
Pengiriman tersebut merupakan pengiriman gelombang pertama dari 130 unit Tank Leopard dan 50 unit Tank Marder yang dibeli berdasarkan kontrak pengadaan nomor TRAK/1198/PLN/XII/2012/AD antara Kemenhan dengan Rheinmetall Defence, Jerman.
Menanggapi pernyataan capres yang kerap disebut Jokowi itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Sisriadi memberikan penjelasannya.
"Pengadaan tank Leopard dilakukan sesuai mekanisme pengadaan Alutsista TNI yang berlaku," ujarnya dalam keterangan persnya, Selasa (24/6/2014).
Pengadaan dilakukan dengan pendekatan bottom up. Proses dimulai dari kajian teknis dan taktis oleh satuan pengguna, yakni Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD. Kajian teknis mempertimbangkan faktor kondisi geografis, postur prajurit yang mengawaki, kesesuaian doktrin dan sebagainya.
Tahap berikutnya dilakukan kajian operasional di Markas Besar TNI AD, dengan mempertimbangkan antara lain, faktor dukungan logistik, sistem pemeliharaan, layanan purna jual, fasilitas pendukung dan sebagainya.
"Selanjutnya dilakukan kajian operasional untuk menguji tingkat interoperabilitas (kapabilitas dari suatu produk atau sistem) di Markas Besar TNI," tuturnya.
Proses administrasi pengadaan alutsista dilakukan di Kementerian Pertahanan. Melibatkan personel Kementerian Pertahanan, Mabes Angkatan terkait, Mabes TNI, Bappenas dan Kementerian Keuangan.
Pada tahap ini, pertimbangan yang digunakan antara lain kemampuan calon negara/pabrikan pembuat alutsista, ketersediaan anggaran, dan hal-hal lain berkaitan dengan aspek strategis.
Setelah mendapat persetujuan atau pencabutan tanda bintang dari DPR RI, kontrak pengadaan Alutsista dapat dilaksanakan secara efektif.
Guna mengoptimalkan/efisiensi penggunaan anggaran, sambung dia, pengadaan Alutsista TNI dilakukan dengan pola pemerintah ke pemerintah (government to government atau G to G) maupun pabrikan ke pemerintah (bussines to government atau B to G), tanpa menggunakan perantara.
Sisriadi memberikan informasi tambahan, selain membeli Leopard dari Jerman, Indonesia juga membeli tank Marder. Masing-masing tank yang akan tiba pada pekan pertama di bulan September nanti, sebanyak 26 unit.
Upacara pengiriman dilakukan pada Senin 23 Juni 2014 di Unterluss, Jerman, yang dihadiri Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
Pengiriman tersebut merupakan pengiriman gelombang pertama dari 130 unit Tank Leopard dan 50 unit Tank Marder yang dibeli berdasarkan kontrak pengadaan nomor TRAK/1198/PLN/XII/2012/AD antara Kemenhan dengan Rheinmetall Defence, Jerman.
(hyk)