Politikus Gerindra Minta Jaksa Agung Netral
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengingatkan Jaksa Agung Basrief Arief untuk senantiasa menjaga netralitas lembaga Kejaksaan Agung (Kejagung).
Fadli mengatakan itu menanggapi polemik seputar isu adanya transkrip rekaman pembicaraan yang disebut-sebut antara Jaksa Agung Basrief Arief dan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berisi tentang penanganan kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.
"Lembaga-lembaga seperti Kejaksaan Agung itu kan harus netral. Jangan jadi alat politik. Kepolisian jangan jadi alat politik. TNI jangan jadi alat politik," ujar Fadli di Jakarta Theater, Sarinah, Jumat (20/6/2014).
Dia juga meminta Jaksa Agung menjelaskan tentang kasus korupsi armada Transjakarta. Sebab, kata dia, Jaksa Agung pernah menyebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi tidak terlibat.
"Masa tiba-tiba dia (Jaksa Agung) mengatakan tidak ada keterlibatan Jokowi. Apakah sifatnya administratif, apakah langsung. Kan (dalam kasus itu) sudah ada tersangka. Menurut saya perlu diperiksa saudara Jokowi," ucapnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung Basrief Arief menegaskan rekaman tersebut merupakan satu dari tiga fitnah yang ditujukan kepada dirinya dan institusi Kejaksaan Agung.
Basrief meminta agar tidak ada pihak yang berusaha menyeret dirinya ke ranah politik.
"Jangan saya dibawa-bawa ke arus politik. Saya independen," kata Basrief dalam keterangan persnya di Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta, Kamis 19 Juni 2014.
Fadli mengatakan itu menanggapi polemik seputar isu adanya transkrip rekaman pembicaraan yang disebut-sebut antara Jaksa Agung Basrief Arief dan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berisi tentang penanganan kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.
"Lembaga-lembaga seperti Kejaksaan Agung itu kan harus netral. Jangan jadi alat politik. Kepolisian jangan jadi alat politik. TNI jangan jadi alat politik," ujar Fadli di Jakarta Theater, Sarinah, Jumat (20/6/2014).
Dia juga meminta Jaksa Agung menjelaskan tentang kasus korupsi armada Transjakarta. Sebab, kata dia, Jaksa Agung pernah menyebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi tidak terlibat.
"Masa tiba-tiba dia (Jaksa Agung) mengatakan tidak ada keterlibatan Jokowi. Apakah sifatnya administratif, apakah langsung. Kan (dalam kasus itu) sudah ada tersangka. Menurut saya perlu diperiksa saudara Jokowi," ucapnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung Basrief Arief menegaskan rekaman tersebut merupakan satu dari tiga fitnah yang ditujukan kepada dirinya dan institusi Kejaksaan Agung.
Basrief meminta agar tidak ada pihak yang berusaha menyeret dirinya ke ranah politik.
"Jangan saya dibawa-bawa ke arus politik. Saya independen," kata Basrief dalam keterangan persnya di Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta, Kamis 19 Juni 2014.
(dam)