Bupati Biak Ngaku Ditangkap Usai Nonton Bareng
A
A
A
JAKARTA - Pihak Bupati Biak Numfor Papua Yesaya Sombuk membantah operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin 16 Juni 2014 malam bukan sesaat setelah yang bersangkutan sedang karaoke di Hotel Akasia, Matraman, Jakarta Pusat.
"Oh tidak (lagi setelah karaoke). Beliau lagi nonton bareng malam itu," kata Kuasa Hukum Yesaya, Pieter Ell kepada SINDO di depan pagar Gedung KPK, Jakarta, Jumat (20/6/2014) sore.
Dia mengatakan, kedatangan Yesaya di Jakarta tujuan utama untuk melakukan general check up di sebuah rumah sakit. Pasalnya, saat itu kondisinya tidak sehat.
Disinggung apakah sebelum ke Jakarta Yesaya sempat menghubungi tersangka Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddi Renyut, Pieter belum mengetahui.
"Iya pas sebelum ditangkapkan kan dia mau general check up di Jakarta. Makanya kan tadi dia juga bawa obat. Kita juga kasih obat tadi pas ketemu. Saya belum tanya tadi apakah dia kontak Teddi sebelumnya atau tidak. Karena tadi baru bicara masalah keluarga," ucapnya.
Hari ini keluarga besar Yesaya sempat menemuinya di ruang steril/lobi Gedung KPK sebelum yang bersangkutan menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk Teddi. Keluarga memberikan surat dan obat-obatan.
Yesaya dan Teddi merupakan tersangka kasus dugaan suap proyek penanggulangan bencana dari Kementerian PDT APBNP 2014 untuk pembangunan tanggul laut (talut) Kabupaten Biak Numfor. Yesaya Sombuk dan Teddi Renyut sudah ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) KPK untuk 20 hari ke depan sejak Selasa 17 Juni 2014 malam.
Keduanya ditangkap sesaat setelah melakukan transaksi suap di Hotel Akasia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 16 Juni 2014 malam. Dari tangan mereka penyidik menyita uang 100.000 dolar Singapura atau setara hampir Rp1 miliar.
"Oh tidak (lagi setelah karaoke). Beliau lagi nonton bareng malam itu," kata Kuasa Hukum Yesaya, Pieter Ell kepada SINDO di depan pagar Gedung KPK, Jakarta, Jumat (20/6/2014) sore.
Dia mengatakan, kedatangan Yesaya di Jakarta tujuan utama untuk melakukan general check up di sebuah rumah sakit. Pasalnya, saat itu kondisinya tidak sehat.
Disinggung apakah sebelum ke Jakarta Yesaya sempat menghubungi tersangka Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddi Renyut, Pieter belum mengetahui.
"Iya pas sebelum ditangkapkan kan dia mau general check up di Jakarta. Makanya kan tadi dia juga bawa obat. Kita juga kasih obat tadi pas ketemu. Saya belum tanya tadi apakah dia kontak Teddi sebelumnya atau tidak. Karena tadi baru bicara masalah keluarga," ucapnya.
Hari ini keluarga besar Yesaya sempat menemuinya di ruang steril/lobi Gedung KPK sebelum yang bersangkutan menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk Teddi. Keluarga memberikan surat dan obat-obatan.
Yesaya dan Teddi merupakan tersangka kasus dugaan suap proyek penanggulangan bencana dari Kementerian PDT APBNP 2014 untuk pembangunan tanggul laut (talut) Kabupaten Biak Numfor. Yesaya Sombuk dan Teddi Renyut sudah ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) KPK untuk 20 hari ke depan sejak Selasa 17 Juni 2014 malam.
Keduanya ditangkap sesaat setelah melakukan transaksi suap di Hotel Akasia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 16 Juni 2014 malam. Dari tangan mereka penyidik menyita uang 100.000 dolar Singapura atau setara hampir Rp1 miliar.
(kri)