Diserang Kampanye Hitam Elektabilitas Prabowo-Hatta Melejit

Kamis, 12 Juni 2014 - 19:59 WIB
Diserang Kampanye Hitam...
Diserang Kampanye Hitam Elektabilitas Prabowo-Hatta Melejit
A A A
SURABAYA - Serangan black campaign atau kampanye hitam yang ditujukan kepada pasangan Prabowo-Hatta, malah membuat elektabilitas pasangan ini kian melejit.

Terlebih mendekati pelaksanaan pilpres, serangan Black Campaign adalah beredarnya dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) soal pemberhentian Prabowo.

Direktur Utama Lembaga Survei Proximity Whima Edy Nugroho menilai, dokumen tersebut sengaja dikeluarkan oleh para mantan Jenderal di belakang Jokowi-JK.

"Ada kecenderungan para mantan jenderal di belakang Jokowi-JK sengaja menghembuskan isu masa lalu untuk menjatuhkan elektabilitas Prabowo. Tapi tak memengaruhi elektabilitas Prabowo-Hatta. Nyatanya, semakin hari elektabilitas pasangan tersebut malah menanjak," kata Edy di Surabaya, Kamis (12/6/2014).

Ia menjelaskan, keterlibatan para purnawirawan TNI itu harus mengedepankan etika politik agar tidak mencederai proses demokrasi di Indonesia.

Di samping itu, mantan tentara seharusnya tidak mencoba memengaruhi TNI aktif dan memanfaatkan fasilitas negara untuk tujuan kelompoknya atau kandidat yang didukung.

"Tidak masalah mereka terlibat dukung mendukung kandidat tertentu, asalkan tetap mengedepankan etika. Apalagi sampai membocorkan dokumen rahasia negara, itu sudah tidak etis," ujarnya.

Whima menegaskan, sejumlah isu seperti HAM dan pemberhentian dengan hormat dari militer tidak memengaruhi elektabilitas Prabowo-Hatta.

"Kalau dua atau tiga bulan lalu Jokowi-JK masih bisa jumawa akan menang. Tapi sekarang masyarakat sudah cerdas dan bisa memilih pasangan yang punya kemampuan memimpin. Kedua kandidat memang punya kelebihan dan kekurangan, biarlah masyarakat Indonesia memilih kandidat yang dikehendaki," tegasnya.

Isu pelanggaran HAM yang dihembuskan kubu Jokowi-JK hanya bisa memengaruhi segelintir orang saja terutama mantan aktivis 98. Nyatanya, kalangan grass root sampai saat ini tidak terpengaruh.

Pertarungan pilpres 2014 memang sudah tidak sehat. Black campaign yang disuarakan memang sangat massif untuk menjatuhkan lawan politiknya. "Kalau sekarang pertarungannya memang sudah di luar akal sehat dan sudah overlap, karena banyak aturan yang dilanggar," pungkasnya

Berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN), elektabilitas Prabowo-Hatta 46,3 persen sedangkan Jokowi-JK hanya 38,8 persen.

Survei LSN dilakukan pada 1-8 Juni 2014, di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi survei adalah seluruh penduduk Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dan tercantum dalam DPT di KPU.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9652 seconds (0.1#10.140)