Etika Kampanye

Rabu, 04 Juni 2014 - 10:40 WIB
Etika Kampanye
Etika Kampanye
A A A
MULAI hari ini, dua pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) sudah sah melakukan kampanye. Adu visi dan misi akan dilakukan. Visi-misi siapa dari dua pasangan tersebut yang mampu menarik massa sebanyak mungkin akan dimulai.

Tentu gesekan akibat persaingan dalam menyampaikan visi-misi kedua pasangan kemungkinan akan terjadi. Sebelum masa kampanye bergulir pun, suasana sudah memanas. Bahkan, jagat sosial media sudah memanas beberapa bulan sebelum kampanye.

Dan banyak yang menduga kampanye pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lebih panas dibandingkan 2009. Mengapa kampanye pilpres saat ini lebih panas dibandingkan sebelumnya? Ini tak lain karena hanya ada dua pasangan yang berkompetisi pada Pilpres 2014.

Beberapa pihak bahkan menyebutkan pilpres tahun ini langsung sudden death atau sebagian menyebutkan kompetisi ini langsung ke babak final. Kedua pasangan harus langsung head to head untuk mengalahkan dan menggapai kemenangan. Lawan dari salah satu pasangan sudah sangat jelas dan cuma satu.

Kedua pasangan yaitu Prabowo- Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla harus saling menjatuhkan di awal-awal pilpres, dan salah satu langsung menang atau langsung kalah. Berbeda dengan Pilpres 2004 yang diikuti lima pasangan hingga harus dilalui melalui dua putaran.

Meski pada Pilpres 2009 yang diikuti tiga pasangan berjalan satu putaran, lawan yang dihadapi salah satu pasangan bukan satu melainkan dua, sehingga suasana kampanye tidak terlalu panas jika hanya diikuti dua pasangan.

Pilpres 2014 memang membuat semakin hiruk-pikuk kampanye dengan berbagai macamnya. Dampak positifnya ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sekarang seolah tidak tabu berbicara tentang politik. Artinya, masyarakat semakin bisa terlibat langsung dalam proses demokrasi bangsa ini.

Tentu kondisi ini harus diikuti dengan tingkat partisipasi masyarakat semakin tinggi pada pilpres 9 Juli nanti. Hiruk-pikuk dalam kampanye kali ini semestinya berbanding lurus dengan tingkat partisipasi. Inilah dampak positif yang diakibatkan adanya dua pasangan dan semakin majunya dunia teknologi sosial saat ini.

Namun, dampak negatif dengan hanya dua pasangan ini dan kemajuan teknologi sosial ini juga ada, di antaranya masing-masing pasangan akan menggunakan segala cara (termasuk black campaign) untuk menjatuhkan lawan pasangannya.

Begitu juga sebaliknya, akan digunakan segala cara dari masing-masing pasangan agar keduanya menang. Karena keinginan harus menjatuhkan atau harus memenangkan, bisa saja cara-cara yang digunakan adalah cara-cara di luar aturan dan etika.

Singkatnya, karena hanya ingin meraih kemenangan maka segala cara dihalalkan asal, lawan bisa kalah dan pasangan yang bersangkutan bisa menang. Cara-cara ini bukan hanya dilakukan tim kampanye dari masingmasing pasangan. Masyarakat yang berada di luar tim kampanye pun kerap bersikap atau berperilaku di luar aturan-aturan dan etika demokrasi bangsa ini.

Saling menghujat, menghina, dan memfitnah justru juga dilakukan oleh mereka yang mendukung di luar tim kampanye. Tentu sikap-sikap tersebut justru membuat proses demokrasi ini berjalan mundur dan ternoda. Lalu, masyarakat dan tim kampanye masing-masing pasangan mau memilih yang mana?

Ingin mencederai proses demokrasi atau semakin mendewasakan masyarakat kita? Tentu harapan kita, kampanye yang akan dimulai hari ini bisa berjalan tidak hanya hiruk-pikuk, namun juga harus menjunjung etika dan aturan sehingga kondisi ini akan semakin meningkatkan kualitas demokrasi bangsa ini.

Bagi kedua pasangan sepantasnya hanya menyiapkan sikap kalah, karena sikap menang pasti sudah diharapkan. Menerima kekalahan lebih membutuhkan sikap lapang dada dibandingkan sikap menang. Dan, pasangan yang menang pun harus menghormati yang kalah, karena pasangan yang menang lantaran ada pasangan yang kalah. Jika tidak ada pasangan yang kalah, berarti tidak ada pasangan yang menang. Selamat berkampanye dengan mengedepankan etika!
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4133 seconds (0.1#10.140)