Plus minus jika Prabowo berduet dengan Hatta
A
A
A
Sindonews.com - Calon Presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto baru saja mendapatkan dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) usai mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partai berlambang matahari terbit tersebut, pada Rabu 14 Mei 2014, kemarin.
Selain mendukung Prabowo, PAN juga mengajukan nama Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden (cawapres). Berhembus kabar, Prabowo akan menjadikan besan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut sebagai cawapresnya.
Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, pasangan Prabowo - Hatta akan memberikan alternatif yang baik bagi pemilih.
"Biarlah kita menyaksikan pasangan kontestasi antarpasangan calon ini yang relatif substantif. Jadi the best of the best yang akan muncul. Jangan satunya kokoh, seperti Jokowi kan kuat sebagai icon moral. Satunya sosok penggebrak (Prabowo) jadi silakan mana yang paling disukai rakyat," ungkap Siti saat ditemui di kantor Founding Father House, Jakarta, Kamis (15/5/2014).
Siti mengaku, Prabowo-Hatta merupakan perpaduan elitis dan pro rakyat yang harus dikontraskan. "Ini kan memang pasangan elit banget, satunya menteri dan memang harus dikontraskan. Kalau Jokowi dengan trademark wong cilik. Jadi sama Mahfud MD itu sama ciliknya alias enggak perlente," tuturnya.
Menurut dia, Prabowo-Hatta akan mendapat perhatian dari masyarakat perkotaan dan pemilih menengah ke atas. Sementara khusus Prabowo bisa meraih suara dari kalangan masyarakat bawah
Oleh karenanya, Siti meminta seluruh capres dan cawapres membuka semua biodata dan visi-misi yang dimilikinya. "Sebab kita sebagai pemilih cerdas ingin mengevaluasi," tegasnya.
Peneliti senior FFH, Dian Permata mengatakan duet Prabowo-Hatta justru akan menimbulkan kegaduhan, seperti singkatannya Prahara.
"Setelah ada pasangan capres-cawapres kan muncul tag line atau singkatan-singkatan nama salah satunya Prahara. Nah ketika melihat secara kekinian, isu Prabowo - Hatta akan dikawinkan kencang, PKS langsung bereaksi," urai Dian.
Menurut dia, duet Prabowo - Hatta ternyata kalah pamor dibanding Prabowo - Hidayat Nur Wahid (HNW). Dalam survei FFH duet, Prabowo-Hata hanya dipilih 23,11 persen. Sementara Prabowo - HNW menembus angka 25,68 persen dari total 1090 orang.
"Kalau hasil survei kami. kader PKS Hidayat Nur Wahid lebih tinggi dipasangkan Prabowo, ketimbang Hatta," ujarnya.
Selain mendukung Prabowo, PAN juga mengajukan nama Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden (cawapres). Berhembus kabar, Prabowo akan menjadikan besan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut sebagai cawapresnya.
Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, pasangan Prabowo - Hatta akan memberikan alternatif yang baik bagi pemilih.
"Biarlah kita menyaksikan pasangan kontestasi antarpasangan calon ini yang relatif substantif. Jadi the best of the best yang akan muncul. Jangan satunya kokoh, seperti Jokowi kan kuat sebagai icon moral. Satunya sosok penggebrak (Prabowo) jadi silakan mana yang paling disukai rakyat," ungkap Siti saat ditemui di kantor Founding Father House, Jakarta, Kamis (15/5/2014).
Siti mengaku, Prabowo-Hatta merupakan perpaduan elitis dan pro rakyat yang harus dikontraskan. "Ini kan memang pasangan elit banget, satunya menteri dan memang harus dikontraskan. Kalau Jokowi dengan trademark wong cilik. Jadi sama Mahfud MD itu sama ciliknya alias enggak perlente," tuturnya.
Menurut dia, Prabowo-Hatta akan mendapat perhatian dari masyarakat perkotaan dan pemilih menengah ke atas. Sementara khusus Prabowo bisa meraih suara dari kalangan masyarakat bawah
Oleh karenanya, Siti meminta seluruh capres dan cawapres membuka semua biodata dan visi-misi yang dimilikinya. "Sebab kita sebagai pemilih cerdas ingin mengevaluasi," tegasnya.
Peneliti senior FFH, Dian Permata mengatakan duet Prabowo-Hatta justru akan menimbulkan kegaduhan, seperti singkatannya Prahara.
"Setelah ada pasangan capres-cawapres kan muncul tag line atau singkatan-singkatan nama salah satunya Prahara. Nah ketika melihat secara kekinian, isu Prabowo - Hatta akan dikawinkan kencang, PKS langsung bereaksi," urai Dian.
Menurut dia, duet Prabowo - Hatta ternyata kalah pamor dibanding Prabowo - Hidayat Nur Wahid (HNW). Dalam survei FFH duet, Prabowo-Hata hanya dipilih 23,11 persen. Sementara Prabowo - HNW menembus angka 25,68 persen dari total 1090 orang.
"Kalau hasil survei kami. kader PKS Hidayat Nur Wahid lebih tinggi dipasangkan Prabowo, ketimbang Hatta," ujarnya.
(dam)