Posisi dilematis antara Golkar dan Ical
A
A
A
Sindonews.com - Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang membeberkan alasan mengapa pencalonan presiden (capres) Aburizal Bakrie (Ical) terus digoyang oleh kader internal.
Kata dia, pasca Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 partai berlogo pohon beringin ini memang mengalami persoalan. Pertama, hasil pileg yang duduk di posisi kedua di atas Partai Gerindra.
"Masalahnya sangat unik, berdasarkan pileg, setelah PDIP terbanyak dan kedua Partai Golkar dan ketiga Gerindra," kata Zainal dalam sebuah diskusi bertemakan "Menentukan Arah Koalisi: Partai Berburu Cawapres" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).
Dia meyakini, perolehan itu akan berbanding terbalik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di mana capres mereka sampai saat ini, Ical akan menduduki peringkat paling bawah dari Capres PDIP dan Partai Gerindra.
"Kalau pilpres itu bergeser figur, maka Golkar menjadi nomor tiga. Ini survei individual ketokohan, dan nomor buncit ARB (Aburizal Bakrie) nah oleh dua hal yang menjadi faktual itu yang menjadi masalah di internal Golkar," tegasnya.
Karena situasi itu, kata Zainal, yang membuat banyak suara dari kader Partai Golkar yang menginginkan adanya evaluasi pencapresan Ical.
"Elektabilitas ARB, dua persoalan kembar yang menjadi amunisi kader Golkar yang ingin mengevaluasi pencapresan ARB. Jadi, pencapresan ARB bukan muncul like or dislike tetapi dari situasi politik," pungkasnya.
Kata dia, pasca Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 partai berlogo pohon beringin ini memang mengalami persoalan. Pertama, hasil pileg yang duduk di posisi kedua di atas Partai Gerindra.
"Masalahnya sangat unik, berdasarkan pileg, setelah PDIP terbanyak dan kedua Partai Golkar dan ketiga Gerindra," kata Zainal dalam sebuah diskusi bertemakan "Menentukan Arah Koalisi: Partai Berburu Cawapres" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).
Dia meyakini, perolehan itu akan berbanding terbalik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di mana capres mereka sampai saat ini, Ical akan menduduki peringkat paling bawah dari Capres PDIP dan Partai Gerindra.
"Kalau pilpres itu bergeser figur, maka Golkar menjadi nomor tiga. Ini survei individual ketokohan, dan nomor buncit ARB (Aburizal Bakrie) nah oleh dua hal yang menjadi faktual itu yang menjadi masalah di internal Golkar," tegasnya.
Karena situasi itu, kata Zainal, yang membuat banyak suara dari kader Partai Golkar yang menginginkan adanya evaluasi pencapresan Ical.
"Elektabilitas ARB, dua persoalan kembar yang menjadi amunisi kader Golkar yang ingin mengevaluasi pencapresan ARB. Jadi, pencapresan ARB bukan muncul like or dislike tetapi dari situasi politik," pungkasnya.
(maf)