Nurul ibaratkan perang pemilu seperti di Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Politikus Partai Golkar Nurul Arifin hampir pasti gagal duduk kembali sebagai anggota dewan. Ia pun menceritakan proses Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 yang belum bisa lepas dari kecurangan.
Kata Nurul, untuk daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VII yang meliputi Purwakarta, Karawang dan Bekasi salah satu kecurangan ialah masih adanya politik uang (money politics).
"Bahwa peperangan pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah. Pedang itu seperti uang yang membabat habis saudaranya sendiri," kata Nurul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Meski merasakan banyaknya money politics di dapilnya tersebut, anggota Komisi II DPR ini tidak akan mengajukan sengketa pemilu dari apa yang dirasakannya. "Saya memilih tidak (menggugat), saya tidak ingin terpuruk, terkubur situasi seperti ini," ujarnya.
Lanjut Nurul, selain money politics dugaan kecurangan yang ditemukannya terkait jual beli suara yang dilakukan sebelum hari pencoblosan.
"Apa sih kecurangan yang dilakukan, sebetulnya mungkin tidak mencuri suara saya, tetapi lebih memesan suara jauh-jauh hari menambah suara partai yang bersangkutan," pungkasnya.
Kata Nurul, untuk daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VII yang meliputi Purwakarta, Karawang dan Bekasi salah satu kecurangan ialah masih adanya politik uang (money politics).
"Bahwa peperangan pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah. Pedang itu seperti uang yang membabat habis saudaranya sendiri," kata Nurul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Meski merasakan banyaknya money politics di dapilnya tersebut, anggota Komisi II DPR ini tidak akan mengajukan sengketa pemilu dari apa yang dirasakannya. "Saya memilih tidak (menggugat), saya tidak ingin terpuruk, terkubur situasi seperti ini," ujarnya.
Lanjut Nurul, selain money politics dugaan kecurangan yang ditemukannya terkait jual beli suara yang dilakukan sebelum hari pencoblosan.
"Apa sih kecurangan yang dilakukan, sebetulnya mungkin tidak mencuri suara saya, tetapi lebih memesan suara jauh-jauh hari menambah suara partai yang bersangkutan," pungkasnya.
(kri)