Berantas malaria, Kemenkes bagikan 6,3 juta kelambu
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal membagikan 6,3 juta kelambu berinsektisida pada tahun ini. Hal itu guna menekan kasus infeksi penyakit malaria yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah akan membagikan kelambu mayoritas pada daerah Indonesia Timur yang masih banyak terdapat daerah endemis malaria. Sebelumnya pemerintah sudah membagikan 3,6 juta kemabu.
Menurut dia, pembagian kelambu akan dibagikan pada se-kabupaten/kota yang masih tinggi kasus transmisi malarianya. Daerah tersebut seperti pada daerah provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, NTT dan Maluku Timur.
"Hampir 80 persen peristiwa tersebut terjadi di provinsi tersebut. Sedangkan di Papua Annual Parasite Incidence (API) atau prevalensi angka kesakitan malaria mencapai 40 per 1.000," tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2014.
Ditemui di tempat yang sama Direktur Penyakit Bersumber Binatang Kemenkes Andi Mujahir mengatakan, kelambu sengat terbukti paling efektif mencegah terjadinya transmisi malaria. Pasalnya, nyamuk pembawa parasit malaria biasanya menggigit manusia di malam hari.
Menurut dia, malaria di wilayah Indonesia Timur sulit untuk diberantas. Keadaan tersebut ideal bagi vektor malaria karena masih banyak hutan. "Selain membagikan kelambu, penyemprotan juga kami lakukan sebagai indoor residual sprayā€ˇ," katanya.
Baca berita:
Malaria masih jadi ancaman negara di ASEAN
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah akan membagikan kelambu mayoritas pada daerah Indonesia Timur yang masih banyak terdapat daerah endemis malaria. Sebelumnya pemerintah sudah membagikan 3,6 juta kemabu.
Menurut dia, pembagian kelambu akan dibagikan pada se-kabupaten/kota yang masih tinggi kasus transmisi malarianya. Daerah tersebut seperti pada daerah provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, NTT dan Maluku Timur.
"Hampir 80 persen peristiwa tersebut terjadi di provinsi tersebut. Sedangkan di Papua Annual Parasite Incidence (API) atau prevalensi angka kesakitan malaria mencapai 40 per 1.000," tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2014.
Ditemui di tempat yang sama Direktur Penyakit Bersumber Binatang Kemenkes Andi Mujahir mengatakan, kelambu sengat terbukti paling efektif mencegah terjadinya transmisi malaria. Pasalnya, nyamuk pembawa parasit malaria biasanya menggigit manusia di malam hari.
Menurut dia, malaria di wilayah Indonesia Timur sulit untuk diberantas. Keadaan tersebut ideal bagi vektor malaria karena masih banyak hutan. "Selain membagikan kelambu, penyemprotan juga kami lakukan sebagai indoor residual sprayā€ˇ," katanya.
Baca berita:
Malaria masih jadi ancaman negara di ASEAN
(kri)