Priyo Budi Santoso bisa jadi kuda hitam
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Priyo Budi Santoso dianggap mampu menjadi 'kuda hitam' dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Apabila ada partai politik (parpol) yang mengusung Wakil Ketua DPR itu, sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2014.
"Menurut saya Priyo itu bisa jadi kuda hitam. Dia pernah menjadi ketua umum termuda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan Kosgoro 1957," ujar politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang, di Jalan Cik di Tiro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Sebenarnya, ujar dia, Golkar sudah merestui sejumlah kadernya untuk dilamar oleh parpol lain untuk menjadi cawapres. Mereka adalah Jusuf Kalla (JK), Akbar Tandjung, Luhut Binsar Pandjaitan dan Priyo Budi Santoso.
Akan tetapi, pilihan tersebut perlu pertimbangan dari parpol lain yang menginginkan mereka menjadi cawapres. Partai Golkar, lanjutnya, lebih cenderung memberikan kadernya kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Tergantung keinginan Jokowi (Joko Widodo, Capres PDIP). Kalau dia menolak yang tua, otomatis kan Pak JK dan Pak Akbar Tandjung jadi tertutup. Nah, Priyo mungkin bisa masuk. Karena dia tokoh muda yang patut diperhitungkan," tuturnya.
Hal senada dikatakan Direktur Eksekutif Political Communication (PollComm) Institute, Heri Budianto. Dia mengakui, Priyo memang kerap muncul dan menjadi terfavorit dalam hasil survei yang dilakukan oleh pihaknya sejauh ini.
"Menurut survei kami, sosok cawapres muda, nama Priyo berada di paling atas," kata Heri Budianto.
Apabila ada partai politik (parpol) yang mengusung Wakil Ketua DPR itu, sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2014.
"Menurut saya Priyo itu bisa jadi kuda hitam. Dia pernah menjadi ketua umum termuda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan Kosgoro 1957," ujar politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang, di Jalan Cik di Tiro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Sebenarnya, ujar dia, Golkar sudah merestui sejumlah kadernya untuk dilamar oleh parpol lain untuk menjadi cawapres. Mereka adalah Jusuf Kalla (JK), Akbar Tandjung, Luhut Binsar Pandjaitan dan Priyo Budi Santoso.
Akan tetapi, pilihan tersebut perlu pertimbangan dari parpol lain yang menginginkan mereka menjadi cawapres. Partai Golkar, lanjutnya, lebih cenderung memberikan kadernya kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Tergantung keinginan Jokowi (Joko Widodo, Capres PDIP). Kalau dia menolak yang tua, otomatis kan Pak JK dan Pak Akbar Tandjung jadi tertutup. Nah, Priyo mungkin bisa masuk. Karena dia tokoh muda yang patut diperhitungkan," tuturnya.
Hal senada dikatakan Direktur Eksekutif Political Communication (PollComm) Institute, Heri Budianto. Dia mengakui, Priyo memang kerap muncul dan menjadi terfavorit dalam hasil survei yang dilakukan oleh pihaknya sejauh ini.
"Menurut survei kami, sosok cawapres muda, nama Priyo berada di paling atas," kata Heri Budianto.
(maf)