Copot sejumlah pengurus PPP, Suryadharma dinilai sedang panik
A
A
A
Sindonews.com - Konflik di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus mencuat ke permukaan. Setelah memecat satu wakil ketua umum dan beberapa ketua dewan pengurus wilayah (DPW), DPP PPP mencopot Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy.
Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadly Nurzal menilai pemecatan dan pencopotan pengurus PPP merupakan pemaksaan kehendak Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali terhadap partai untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). "Pak Suryadharma panik," ujarnya kepada Sindonews, Jumat (18/4/2014).
Dia menilai sikap Suryadharma Ali (SDA) sulit dimengerti. Padahal Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP telah menetapkan tujuh nama capres yang berpeluang untuk diusung pada Pilpres.
Dari hasil itu, PPP akan menggelar rapat untuk menetapkan satu nama setelah Pemilihan Legislatif 9 April mendatang. Sementara dari tujuh nama itu, tidak ada nama Prabowo.
"Kalau Pak Suryadharma mendukung Prabowo, dulu seharusnya diusulkan di Mukernas. Tapi kan tidak. Tapi kenapa sekarang malah memecat pengurus," tutur Fadly yang disebut-sebut sebagai salah satu kader PPP yang dipecat.
Fadly menilai sikap SDA yang begitu saja memberikan dukungan ke Prabowo sekaligus tidak menjalankan aturan partai sebagai sesuatu yang membingungkan. "Ini tidak pernah ada dalam sejarah PPP," ujarnya.
Seperti diketahui, konflik di internal PPP pertama kali bermula dari kehadiran SDA pada kampanye Partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno pada 23 Maret lalu. Sejumlah pengurus partai, termasuk di tingkat dewan pimpinan wilayah (DPW) PPP mempertanyakan sikap SDA yang dianggap keluar dari kesepakatan partai.
Situasi meruncing setelah kabar adanya pemecatan satu wakil ketua umum (Waketum) dan empat DPW serta satu sekretaris DPW. Paling belakangan ialah pencopotan M Romahurmuziy dari jabatan Sekretaris Jenderal DPP PPP.
Secara terpisah, SDA menilai persoalan internal yang terjadi di tubuh partainya telah selesai. "Saya anggap sudah selesai. Yang lain mungkin ngomong lagi. Tapi saya tidak mau menanggapi. Tidak ada, Insya Allah selesai," ujar SDA di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Jumat (18/4/2014).
Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadly Nurzal menilai pemecatan dan pencopotan pengurus PPP merupakan pemaksaan kehendak Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali terhadap partai untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). "Pak Suryadharma panik," ujarnya kepada Sindonews, Jumat (18/4/2014).
Dia menilai sikap Suryadharma Ali (SDA) sulit dimengerti. Padahal Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP telah menetapkan tujuh nama capres yang berpeluang untuk diusung pada Pilpres.
Dari hasil itu, PPP akan menggelar rapat untuk menetapkan satu nama setelah Pemilihan Legislatif 9 April mendatang. Sementara dari tujuh nama itu, tidak ada nama Prabowo.
"Kalau Pak Suryadharma mendukung Prabowo, dulu seharusnya diusulkan di Mukernas. Tapi kan tidak. Tapi kenapa sekarang malah memecat pengurus," tutur Fadly yang disebut-sebut sebagai salah satu kader PPP yang dipecat.
Fadly menilai sikap SDA yang begitu saja memberikan dukungan ke Prabowo sekaligus tidak menjalankan aturan partai sebagai sesuatu yang membingungkan. "Ini tidak pernah ada dalam sejarah PPP," ujarnya.
Seperti diketahui, konflik di internal PPP pertama kali bermula dari kehadiran SDA pada kampanye Partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno pada 23 Maret lalu. Sejumlah pengurus partai, termasuk di tingkat dewan pimpinan wilayah (DPW) PPP mempertanyakan sikap SDA yang dianggap keluar dari kesepakatan partai.
Situasi meruncing setelah kabar adanya pemecatan satu wakil ketua umum (Waketum) dan empat DPW serta satu sekretaris DPW. Paling belakangan ialah pencopotan M Romahurmuziy dari jabatan Sekretaris Jenderal DPP PPP.
Secara terpisah, SDA menilai persoalan internal yang terjadi di tubuh partainya telah selesai. "Saya anggap sudah selesai. Yang lain mungkin ngomong lagi. Tapi saya tidak mau menanggapi. Tidak ada, Insya Allah selesai," ujar SDA di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Jumat (18/4/2014).
(dam)