Koalisi partai Islam dinilai jadi penentu konstelasi politik

Jum'at, 18 April 2014 - 10:35 WIB
Koalisi partai Islam dinilai jadi penentu konstelasi politik
Koalisi partai Islam dinilai jadi penentu konstelasi politik
A A A
Sindonews.com - Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Almuzzammil Yusuf menilai banyak respons positif tokoh parpol Islam, ulama, dan ormas Islam dalam menyambut wacana koalisi partai Islam dalam mengusung capres dan cawapres pada Pilpres 2014.

“Yang harus dipahami dari ide koalisi partai Islam ini adalah mengubah peran partai-partai Islam dari sekadar penumpang yang diperebutkan oleh kendaraan/partai nasionalis menjadi sebaliknya. Yaitu, partai-partai Islam berubah menjadi kendaraan besar yang mengarahkan konstelasi politik nasional,” ujar Almuzammil melalui siaran pers kepada Sindonews, Jakarta, Jumat 17 April 2014.

Menurut Muzzammil, jika partai Islam terpecah-pecah tidak ubahnya seperti penumpang yang diperebutkan oleh pengemudi dan kondektur. “Sebaliknya jika kita bersatu maka kita sebagai pengemudi kendaraan besar dapat menawarkan program keumatan dan kebangsaan secara seimbang dan utuh beserta pelaku utamanya baik sebagai capres atau cawapres kepada partai nasionalis.” Paparnya.

Menurut dia, fenomena kenaikan perolehan suara partai-partai Islam menunjukkan dukungan masyarakat tidak sepi kepada partai-partai Islam.

“Angka di atas 30% suara Pileg 2014 dari kelima partai Islam bukanlah jumlah yang kecil. Saatnya momentum ini diambil oleh pimpinan partai Islam dan didukung oleh ormas-ormas Islam dengan jaringannya menyebar di seluruh Indonesia.” Tuturnya.

Di luar hitungan politis di atas, kata Muzzammil, pimpinan partai Islam perlu melihat koalisi ini dari keberkahan konsep berjamaah. “Bukankah kita diajarkan salat berjamaah yang nilainya 27 kali lipat daripada salat sendiri. Demikian pula halnya dengan strategi koalisi partai Islam secara berjamaah.” Katanya.

Untuk itu, Muzzammil meminta kepada pimpinan partai Islam agar tidak memandang sebelah mata terhadap kekuatan umat dan jangan apriori terhadap wacana ini.

“Bismillah, jalan kan saja dulu. Kita sudah menyaksikan beberapa fenomena pemilukada yang dimenangkan calon tertentu tanpa diduga sebelumnya. Itulah bukti, tidak ada yang mustahil dalam politik. Fenomena itu juga bisa berlaku dalam Pilpres 2014,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6134 seconds (0.1#10.140)