PPP terpecah imbas pragmatisme berpolitik

Kamis, 17 April 2014 - 05:33 WIB
PPP terpecah imbas pragmatisme...
PPP terpecah imbas pragmatisme berpolitik
A A A
Sindonews.com - Konflik di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin memanas. Kisruh internal di partai berlambang Kabah ini berujung pemecatan satu Wakil Ketua Umum (Waketum) dan empat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) serta satu Sekretaris DPW.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai, pemecatan Suharso Manoarfa sebagai Waketum, Ketua DPW Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW Jawa Timur Musyaffa Noer, Ketua DPW Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Sulawesi Selatan Amir Uskara, dan Sekretaris DPW Kalimantan Tengah Awaludin Noor imbas dari pragmatisme elite PPP.

"Ketum PPP dan beberapa elite ingin koalisi dengan Gerindra, yang kontra maunya PPP berkongsi dengan PDIP. Yang kontra inilah kemudian dipecat setelah sebelumnya mencoba menggulingkan Suryadharma Ali," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Kamis (17/4/2014).

Menurutnya, konflik ini makin memperjelas bahwa partai Islam tidak matang dalam berpolitik. Gagasan membentuk poros partai Islam menjadi naif, pasalnya internal partai Islam sendiri bermasalah dan berkonflik.

"Konflik ini berdampak juga pada makin lemahnya daya tawar PPP dalam koalisi Pilpres. Juga telah mencoreng citra partai Islam yang mengkampanyekan persatuan," tegasnya.

Ditambahkannya, bila konflik internal ini berkepanjangan dan tidak segera dituntaskan, maka yang dirugikan adalalah PPP yang sedang melakukan penjajakan koalisi menyongsong Pilpres.

"Bila berlanjut dengan pemecatan Sekjen (M Romahurmuziy), maka PPP makin terpuruk. Konflik dan perpecahan menjadi tradisi dalam politik Islam. Tentu sangat disayangkan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5641 seconds (0.1#10.140)