Antisipasi stres, caleg harus siap kalah
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menilai, caleg stres hanyalah sebuah gejala yang umum dialami warga perkotaan.
"Yang pernah diteliti juga sebenernya tingkat stres sendiri sudah jadi penyakit umum di Jakarta, sudah jadi domainnya publik," kata Devie saat dihubungi Sindonews, Senin (14/4/2014).
Menurutnya, kemudian penyakit yang umum ini ditambah lagi dengan kaitannya isu politik. "Kemudian kan heboh, terus disangkutpautkan sama pileg tahun ini," ujarnya.
Lebih lanjut Devie menambahkan, sebagai caleg seharusnya ikhlas menerima kekalahan. "Ya kalau menang berarti kalian sudah dipilih untuk mengabdi bagi rakyat. Kalau yang kalah harusnya menerima, karena tahun ini hingga lima tahun kedepan belum dipercaya masyarakat," tuturnya.
Jika memang caleg yang kalah tanpa tujuan tertentu, maka ia akan merelakan dengan hati yang lapang. "Ya kalau caleg kalah karena tujuan yang tadi itu, ya berarti mereka kemungkinan akan stres lebih parah," pungkasnya.
"Yang pernah diteliti juga sebenernya tingkat stres sendiri sudah jadi penyakit umum di Jakarta, sudah jadi domainnya publik," kata Devie saat dihubungi Sindonews, Senin (14/4/2014).
Menurutnya, kemudian penyakit yang umum ini ditambah lagi dengan kaitannya isu politik. "Kemudian kan heboh, terus disangkutpautkan sama pileg tahun ini," ujarnya.
Lebih lanjut Devie menambahkan, sebagai caleg seharusnya ikhlas menerima kekalahan. "Ya kalau menang berarti kalian sudah dipilih untuk mengabdi bagi rakyat. Kalau yang kalah harusnya menerima, karena tahun ini hingga lima tahun kedepan belum dipercaya masyarakat," tuturnya.
Jika memang caleg yang kalah tanpa tujuan tertentu, maka ia akan merelakan dengan hati yang lapang. "Ya kalau caleg kalah karena tujuan yang tadi itu, ya berarti mereka kemungkinan akan stres lebih parah," pungkasnya.
(maf)