Risiko PKB jika batal usung Mahfud dan Rhoma
A
A
A
Sindonews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diminta untuk tidak mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) jika berkoalisi dengan partai lain pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Juli mendatang.
Apabila tetap nekat, bukan tidak mungkin Ketua Umum DPP PKB yang biasa disapa Cak Imin itu akan dicap sebagai pengkhianat oleh internal partai tersebut. Sebab sebelum pemilu, PKB sudah mengadang-gadang Mahfud MD dan Rhoma Irama sebagai calon presiden.
"Ini seperti menggunting dalam lipatan. Setelah apa yang dilakukan para tokoh seperti Mahfud MD dan Rhoma, tiba-tiba ada elite PKB yang mengatakan atau misalnya Cak Imin sendiri layak jadi cawapres," tutur Pengamat Politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi, Said Salahudin di Jakarta, Sabtu (12/04/2014).
Dia mengatakan, Muhaimin dan akan diberi cap pengkhianat baik oleh internal PKB dan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut akan mendatangkan kerugian bagi PKB yang telah meraih suara besar pada pemilu.
Said menyarankan PKB dan Muhaimin sendiri tidak tidak memanfaatkan momentum kebangkitan partainya untuk kepentingan sesaat."Taruhannya besar, ketidakpercayaan pemilih PKB yang memilih lantaran sosok Rhoma Irama dan Mahfud MD akan terjadi," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Said, kedua tokoh capres PKB ini sudah susah payah secara finansial dan berkeringat membesarkan PKB sebelum pemilu. "Iklan-iklan Pak Mahfud ini kan sangat mendongkrak PKB," katanya.
Apabila tetap nekat, bukan tidak mungkin Ketua Umum DPP PKB yang biasa disapa Cak Imin itu akan dicap sebagai pengkhianat oleh internal partai tersebut. Sebab sebelum pemilu, PKB sudah mengadang-gadang Mahfud MD dan Rhoma Irama sebagai calon presiden.
"Ini seperti menggunting dalam lipatan. Setelah apa yang dilakukan para tokoh seperti Mahfud MD dan Rhoma, tiba-tiba ada elite PKB yang mengatakan atau misalnya Cak Imin sendiri layak jadi cawapres," tutur Pengamat Politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi, Said Salahudin di Jakarta, Sabtu (12/04/2014).
Dia mengatakan, Muhaimin dan akan diberi cap pengkhianat baik oleh internal PKB dan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut akan mendatangkan kerugian bagi PKB yang telah meraih suara besar pada pemilu.
Said menyarankan PKB dan Muhaimin sendiri tidak tidak memanfaatkan momentum kebangkitan partainya untuk kepentingan sesaat."Taruhannya besar, ketidakpercayaan pemilih PKB yang memilih lantaran sosok Rhoma Irama dan Mahfud MD akan terjadi," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Said, kedua tokoh capres PKB ini sudah susah payah secara finansial dan berkeringat membesarkan PKB sebelum pemilu. "Iklan-iklan Pak Mahfud ini kan sangat mendongkrak PKB," katanya.
(dam)