Suara anjlok, awal keruntuhan Partai Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Anjloknya perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 dipengaruhi kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua umum partai tersebut.
Aktivis Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Bobby Triadi mengatakan, seharusnya SBY tidak mempertahankan orang-orang yang masih bercokol di partainya itu dengan kredibilitas rendah di mata publik.
Menurutnya, isu kampanye Partai Demokrat yang selama ini disauarakan tak mampu meyakinkan pemilih. Bahkan, jualan program Pemerintahan SBY yang katanya pro rakyat juga tidak mampu mendongkrak partai tersebut, karena tidak sesuai dengan kenyataan.
"Malah tambah anjlok, karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dapat diartikan sangat buruk dan rakyat sudah tak mau lagi dipimpin oleh Presiden yang diusung oleh Partai Demokrat,” ujar Bobby dalam keterangan persnya, Rabu, 9 April 2014 malam.
Dia menilai, anjloknya perolehan suara Partai Demokrat menandakan awal keruntuhan partai pimpinan SBY itu. Lanjutnya, figur SBY sebagai presiden yang pernah dielu-elukan rakyat dan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata tidak mampu mengangkat elektabilitas partai.
“Malah tambah anjlok karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dapat diartikan sangat buruk dan rakyat sudah tak mau lagi dipimpin oleh presiden yang diusung oleh Partai Demokrat,” tukasnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) pileg yang dilaksanakan kemarin, Partai Demokrat hanya memperoleh sekira 9,2 persen. Jumlah ini jauh berbeda ketimbang perolehan Pileg 2009 yang mencapai di atas 20 persen.
Aktivis Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Bobby Triadi mengatakan, seharusnya SBY tidak mempertahankan orang-orang yang masih bercokol di partainya itu dengan kredibilitas rendah di mata publik.
Menurutnya, isu kampanye Partai Demokrat yang selama ini disauarakan tak mampu meyakinkan pemilih. Bahkan, jualan program Pemerintahan SBY yang katanya pro rakyat juga tidak mampu mendongkrak partai tersebut, karena tidak sesuai dengan kenyataan.
"Malah tambah anjlok, karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dapat diartikan sangat buruk dan rakyat sudah tak mau lagi dipimpin oleh Presiden yang diusung oleh Partai Demokrat,” ujar Bobby dalam keterangan persnya, Rabu, 9 April 2014 malam.
Dia menilai, anjloknya perolehan suara Partai Demokrat menandakan awal keruntuhan partai pimpinan SBY itu. Lanjutnya, figur SBY sebagai presiden yang pernah dielu-elukan rakyat dan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata tidak mampu mengangkat elektabilitas partai.
“Malah tambah anjlok karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dapat diartikan sangat buruk dan rakyat sudah tak mau lagi dipimpin oleh presiden yang diusung oleh Partai Demokrat,” tukasnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) pileg yang dilaksanakan kemarin, Partai Demokrat hanya memperoleh sekira 9,2 persen. Jumlah ini jauh berbeda ketimbang perolehan Pileg 2009 yang mencapai di atas 20 persen.
(kur)