Penguatan alutsista jadi modal Kogabwilhan
A
A
A
Sindonews.com - Penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) dan kemampuan prajurit akan sangat menentukan keberhasilan realisasi atas rencana pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Karena itu, kedua aspek tersebut harus dimantapkan terlebih dahulu.
Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengungkapkan, sebelum pembentukan Kogabwilhan, lebih dulu TNI harus mempersiapkan alutsista sesuai dengan kekuatan pokok minimal (MEF).
“Selain itu, sumber daya manusianya serta pola kerja dalam sistem pertahanan harus benar-benar siap,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/4/2014).
TNI juga harus secara integral menyiapkan teknis pembentukan Kogabwilhan, baik dalam konteks kewilayahan maupun politik anggarannya. Sehingga, jangan sampai pembentukan tidak didukung dana yang cukup.
Politikus Partai Hanura itu berharap pembentukan Kogabwilhan akan meningkatkan soliditas tiga matra TNI. “Jujur saja selama ini hasil latihan gabungan yang sering dilakukan TNI tak memperlihatkan adanya koordinasi yang baik di tataran implementasi,” tambahnya.
Sementara, Pemerhati pertahanan dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menyatakan, butuh suatu penyiapan organisasi, personel, maupun alutsista yang memadai untuk membentuk Kogabwilhan. Organisasi yang harus disiapkan itu, lanjut dia, semestinya bersifat gabungan dan senantiasa memperhatikan kondisi geografis.
Khusus untuk kesiapan alutsista, dia berharap hal ini segera diselesaikan. Sebab, kalau pembentukan Kogabwilhan tidak didukung kuantitas dan kualitas alutsista yang lebih hebat dari sekarang, maka dikhawatirkan tidak terlalu berdampak pada penambahan daya tangkal.
Andi menilai, pembentukan Kogabwilhan penting untuk menjamin adanya integrasi operasional antara tiga angkatan. Intergasi itu diukur dari kemampuan integratif sistem pertahanan, satuan-satuan tempur, fungsi dukungan tempur, dan intelijen tiga angkatan untuk menggelar operasi militer bersama secara efektif.
“Integrasi operasional ini akan sangat ditentukan oleh suatu komando tugas gabungan yang akan mengembangkan kemampuan taktikal gabungan yang akan digelar dalam suatu kampanye militer,” jelasnya.
Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengungkapkan, sebelum pembentukan Kogabwilhan, lebih dulu TNI harus mempersiapkan alutsista sesuai dengan kekuatan pokok minimal (MEF).
“Selain itu, sumber daya manusianya serta pola kerja dalam sistem pertahanan harus benar-benar siap,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/4/2014).
TNI juga harus secara integral menyiapkan teknis pembentukan Kogabwilhan, baik dalam konteks kewilayahan maupun politik anggarannya. Sehingga, jangan sampai pembentukan tidak didukung dana yang cukup.
Politikus Partai Hanura itu berharap pembentukan Kogabwilhan akan meningkatkan soliditas tiga matra TNI. “Jujur saja selama ini hasil latihan gabungan yang sering dilakukan TNI tak memperlihatkan adanya koordinasi yang baik di tataran implementasi,” tambahnya.
Sementara, Pemerhati pertahanan dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menyatakan, butuh suatu penyiapan organisasi, personel, maupun alutsista yang memadai untuk membentuk Kogabwilhan. Organisasi yang harus disiapkan itu, lanjut dia, semestinya bersifat gabungan dan senantiasa memperhatikan kondisi geografis.
Khusus untuk kesiapan alutsista, dia berharap hal ini segera diselesaikan. Sebab, kalau pembentukan Kogabwilhan tidak didukung kuantitas dan kualitas alutsista yang lebih hebat dari sekarang, maka dikhawatirkan tidak terlalu berdampak pada penambahan daya tangkal.
Andi menilai, pembentukan Kogabwilhan penting untuk menjamin adanya integrasi operasional antara tiga angkatan. Intergasi itu diukur dari kemampuan integratif sistem pertahanan, satuan-satuan tempur, fungsi dukungan tempur, dan intelijen tiga angkatan untuk menggelar operasi militer bersama secara efektif.
“Integrasi operasional ini akan sangat ditentukan oleh suatu komando tugas gabungan yang akan mengembangkan kemampuan taktikal gabungan yang akan digelar dalam suatu kampanye militer,” jelasnya.
(kri)