Malaria masih jadi ancaman negara di ASEAN

Senin, 07 April 2014 - 20:26 WIB
Malaria masih jadi ancaman negara di ASEAN
Malaria masih jadi ancaman negara di ASEAN
A A A
Sindonews.com - Daerah Asia Tenggara rentan akan penyakit akibat nyamuk. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, 40 persen penduduk di kawasan Asia Tenggara masih berisiko tinggi terkena penyakit malaria.

Direktur Regional WHO untuk kawasan Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh mengatakan, ‎dari 11 negara yang ada di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, daerah yang endemik malaria.

Ke 11 negara tersebut ialah‎ Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Srilangka, Thailand dan Timor Leste. "Hanya Maladewa di wilayah tersebut yang sudah terbebas dari malaria. Sedangkan Srilangka berhasil menurunkan kasus malaria dari 203 ribu di 2000 menjadi tidak ada kasus sejak November 2012,” kata Poonam saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (7/4/2014).

Penyakit seperti DBD, malaria, kaki gajah dan cikungunya‎ sejatinya dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Misalnya, DBD bukannya menurun, kasus penularannya bukannya turun malah semakin meningkat. Penyakit DBD meningkat 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir.

Wabah DBD kerap dilaporkan oleh berbagai negara di Asia Tenggara, kecuali Korea. Sementara itu penyakit kaki gajah yang juga ditularkan nyamuk tidak hanya menyebabkan kecacatan tetapi dapat membuat seseorang kehilangan pekerjaan dan terkena stigma sosial.

Lanjut dia, Di Asia Tenggara 60 juta orang terinfeksi kaki gajah, sementara 875 juta lagi berisiko terinfeksi penyakit ini. Untuk menghentikan penularannya, WHO menyarankan pengobatan masal tahunan, yang menggunakan dua jenis obat.

“Baru-baru ini Asia Tenggara telah berhasil mengalah polio. Kini saatnya mengalahkan penyakit yang ditularkan vector (hewan kecil seperti nyamuk, kutu dan serangga),” papar dia.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4028 seconds (0.1#10.140)