TNI AD dan Surya University buat 15 program riset
A
A
A
Sindonews.com - TNI Angkatan Darat (AD) bekerja sama dengan Surya University untuk menggairahkan kegiatan riset. Kerja sama ini merupakan inisiatif Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman.
Tahap pertama kerja sama dimulai dengan 15 program riset. Dalam riset ini para peneliti Surya University melatih para tentara untuk mengerjakan riset bersama-sama. Melalui kerja sama ini ada proses transfer teknologi dari universitas ke TNI AD.
"Ambil contoh pada riset pembuatan Nano Satelit, tentara dilatih untuk belajar membuat Nanosatelit dari nol. Mereka merakit, meny older, membuat program elektronika, membuat program komputer sampai membuat wadah Nano Satelit," ujar pendiri sekaligus Rektor Surya University, Yohanes Surya, di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Berikut 15 program riset tersebut :
1. Super Drone: Pesawat tanpa awak untuk pemantauan suatu daerah. Di beberapa negara digunakan sebagai pesawat pembom.
2. Alat konversi BBM ke BBG: Melalui alat ini motor-motor TNI AD akan menggunakan bahakan bakar hibrid, yakni bensin dan gas. Subsidi gas sangat murah dibandingkan subsidi bensin. Gas lebih hemat tiga kilo gram motor bisa menempuh jarak 240-300 km. Jika alat ini dilepas ke publik maka akan sangat membantu tukang ojek atau pengendara motor.
3. Biotanol dari sorgum: Dilengkapi dengan genset yang sudah dimodifikasi sehingga cocok dengan biothanol. Harganya lebih murah dan memungkinkan masyarakat bisa membuat sendiri bahan bakar untuk rumahnya.
4. Laser Gun: Senjata untuk berlatih menembak. Hanya saja pelurunya diganti dengan berkas sinar laser. Komputer membuat tembakannya seperti tembakan peluru. Hal ini menghemat penggunaan peluru.
5. Open BTS: Dengan Open BTS ini, TNI AD bisa membuat jaringan selular sendiri. Hal ini cocok untuk daerah-daerah pedalaman.
6. VOIP Based Mesh Network: Sistem jaringan yang tak tergantung pada salah satu poin artinya ketika satu titik rusak, sistem tidak akan mati. Sistem ini mudah di-install.
7. APRS and Mesh Network: Sistem untuk mengatur alutsista (alat utama sistem persenjataan) dan tentara ketika berada di lapangan. Dilengkapi dengan sistem tracking GPS dan uniknya ini juga self healing.
8. Nano Satelit: Satelit yang beratnya hanya satu kilo gram. Untuk tahap ini baru bisa dipakai untuk komunikasi saja.
9. Integrated Optronic Defense System: Sistem pertahanan dengan memanfaatkan sistem optik dan elektronika.
10. Simulasi komputer I: Software yang dikembangkan untuk menganalisa tank atau alat perang lainnya dan mempelajari kekurangan dan kelemahan alat ini ketika dipakai di Indonesia.
11. Simulasi komputer II: Software untuk menganalisa berbagai senapan.
12. Gyrocopter: Prototipe motor terbang, diharapkan dapat membantu transportasi antar pulau-pulau kecil di Indonesia.
13. IPv6: Tiap komputer punya alamat yang disebut IP.
14. Multi Rotor: Dipakai untuk pengintaian dan pemantauan daerah.
15. Frapping Bird: Dipakai untuk pengintaian dan pemantauan daerah.
Berita:
LAPAN kerahkan kekuatan untuk bantu TNI AD
Tahap pertama kerja sama dimulai dengan 15 program riset. Dalam riset ini para peneliti Surya University melatih para tentara untuk mengerjakan riset bersama-sama. Melalui kerja sama ini ada proses transfer teknologi dari universitas ke TNI AD.
"Ambil contoh pada riset pembuatan Nano Satelit, tentara dilatih untuk belajar membuat Nanosatelit dari nol. Mereka merakit, meny older, membuat program elektronika, membuat program komputer sampai membuat wadah Nano Satelit," ujar pendiri sekaligus Rektor Surya University, Yohanes Surya, di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Berikut 15 program riset tersebut :
1. Super Drone: Pesawat tanpa awak untuk pemantauan suatu daerah. Di beberapa negara digunakan sebagai pesawat pembom.
2. Alat konversi BBM ke BBG: Melalui alat ini motor-motor TNI AD akan menggunakan bahakan bakar hibrid, yakni bensin dan gas. Subsidi gas sangat murah dibandingkan subsidi bensin. Gas lebih hemat tiga kilo gram motor bisa menempuh jarak 240-300 km. Jika alat ini dilepas ke publik maka akan sangat membantu tukang ojek atau pengendara motor.
3. Biotanol dari sorgum: Dilengkapi dengan genset yang sudah dimodifikasi sehingga cocok dengan biothanol. Harganya lebih murah dan memungkinkan masyarakat bisa membuat sendiri bahan bakar untuk rumahnya.
4. Laser Gun: Senjata untuk berlatih menembak. Hanya saja pelurunya diganti dengan berkas sinar laser. Komputer membuat tembakannya seperti tembakan peluru. Hal ini menghemat penggunaan peluru.
5. Open BTS: Dengan Open BTS ini, TNI AD bisa membuat jaringan selular sendiri. Hal ini cocok untuk daerah-daerah pedalaman.
6. VOIP Based Mesh Network: Sistem jaringan yang tak tergantung pada salah satu poin artinya ketika satu titik rusak, sistem tidak akan mati. Sistem ini mudah di-install.
7. APRS and Mesh Network: Sistem untuk mengatur alutsista (alat utama sistem persenjataan) dan tentara ketika berada di lapangan. Dilengkapi dengan sistem tracking GPS dan uniknya ini juga self healing.
8. Nano Satelit: Satelit yang beratnya hanya satu kilo gram. Untuk tahap ini baru bisa dipakai untuk komunikasi saja.
9. Integrated Optronic Defense System: Sistem pertahanan dengan memanfaatkan sistem optik dan elektronika.
10. Simulasi komputer I: Software yang dikembangkan untuk menganalisa tank atau alat perang lainnya dan mempelajari kekurangan dan kelemahan alat ini ketika dipakai di Indonesia.
11. Simulasi komputer II: Software untuk menganalisa berbagai senapan.
12. Gyrocopter: Prototipe motor terbang, diharapkan dapat membantu transportasi antar pulau-pulau kecil di Indonesia.
13. IPv6: Tiap komputer punya alamat yang disebut IP.
14. Multi Rotor: Dipakai untuk pengintaian dan pemantauan daerah.
15. Frapping Bird: Dipakai untuk pengintaian dan pemantauan daerah.
Berita:
LAPAN kerahkan kekuatan untuk bantu TNI AD
(kur)