Wiranto bersyukur elektabilitas Hanura & Win-HT meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Calon presiden (Capres) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto bersyukur dengan peningkatan elektabilitas partainya juga pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (HT).
Menurutnya hal itu dikarenakan semakin dipahaminya perjuangan Partai Hanura oleh masyarakat yang notabene menginginkan perubahan di negeri ini.
"Intinya ada satu kemajuan signifikan dari Partai Hanura dan WIN-HT dengan upaya untuk menjelaskan kepada publik bahwa niat kita memang baik," kata Wiranto saat menyambangi Jepara pada kampanye terbuka, Jumat (4/4/2014).
Berdasarkan hasil survei, menurut Wiranto, pasangan WIN-HT dan juga Partai Hanura selalu mendapat posisi yang cukup baik. Seperti halnya Partai Hanura yang sudah masuk tiga besar dan hanya kalah dengan partai seperti PDIP dan juga Golkar.
"PDIP itu dapat 18 persen sekian, Golkar 17 persen sekian, Hanura 15 persen sekian dan dikuti Gerindra 13 persen sekian," ucap Wiranto.
Sementara untuk pasangan WIN-HT menurut Wiranto bersaing dengan capres PDIP Jokowi diurutan pertama. "Kalau WIN-HT kita di urutan dua setelah Jokowi, setelahnya ada Prabowo baru Ical," jelasnya.
Menurutnya hal itu dikarenakan semakin dipahaminya perjuangan Partai Hanura oleh masyarakat yang notabene menginginkan perubahan di negeri ini.
"Intinya ada satu kemajuan signifikan dari Partai Hanura dan WIN-HT dengan upaya untuk menjelaskan kepada publik bahwa niat kita memang baik," kata Wiranto saat menyambangi Jepara pada kampanye terbuka, Jumat (4/4/2014).
Berdasarkan hasil survei, menurut Wiranto, pasangan WIN-HT dan juga Partai Hanura selalu mendapat posisi yang cukup baik. Seperti halnya Partai Hanura yang sudah masuk tiga besar dan hanya kalah dengan partai seperti PDIP dan juga Golkar.
"PDIP itu dapat 18 persen sekian, Golkar 17 persen sekian, Hanura 15 persen sekian dan dikuti Gerindra 13 persen sekian," ucap Wiranto.
Sementara untuk pasangan WIN-HT menurut Wiranto bersaing dengan capres PDIP Jokowi diurutan pertama. "Kalau WIN-HT kita di urutan dua setelah Jokowi, setelahnya ada Prabowo baru Ical," jelasnya.
(kri)