Kampanye negatif marak di Pemilu 2014

Rabu, 02 April 2014 - 15:15 WIB
Kampanye negatif marak...
Kampanye negatif marak di Pemilu 2014
A A A
Sindonews.com - Kampanye negatif atau kampanye yang berisikan pesan negatif terhadap lawan politik, marak jelang Pemilu Legislatif 2014. Bahkan jumlah tersebut naik secara signifikan dibandingkan pada Pemilu 2009.

Dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) mayoritas publik lebih sering mendengar kampanye negatif pada Pemilu 2014. Dengan menggunakan multistage random sampling dengan jumlah responden awal 1.200 responden, menyatakan 85,3 persen publik lebih sering mendengar kampanye negatif pada pemilu sekarang dibanding Pemilu 2009.

"6,5 persen responden mengatakan banyaknya kampanye negatif sama dengan tahun 2009. 3,3 persen menyatakan lebih sering mendengar kampanye negatif pada tahun 2009, dan sisanya 4,9 persen menyatakan tidak tahu. Dari hasil ini bisa dilihat tahun 2014 kampanye negatif marak. Kita tahu di Amerika, kampanye negatif sangat populer," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby, di Kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2014).

Adjie menjelaskan, kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Kampanye hitam merupakan pesan negatif terhadap kandidat yang tidak didasari oleh fakta dan sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan kampanye negatif berdasar pada fakta yang jujur dan relevan.

"Kalau kampanye hitam akan merusak demokrasi, sedangkan kampanye negatif meningkatkan kualitas demokrasi," paparnya.

Survei yang dilakukan dengan wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner dalam periode 22-26 Maret 2014 itu menyatakan banyak publik yang setuju dengan adanya kampanye negatif. Sebanyak 64,2 persen publik menyatakan sangat setuju dan setuju.

"Hanya 20,5 persen yang tidak setuju dan 12,5 persen yang netral. Sisanya 2,8 persen menjawab tidak tahu. Publik banyak setuju karena kampanye negatif baik untuk pembelajaran politik. Agar mereka tahu kekurangan dan kelemahan partai atau kandidatnya," jelas Adjie.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6078 seconds (0.1#10.140)