Sekolah ini tempat Usman tamatkan SMP
A
A
A
Sindonews.com - Nama Usman mencuat setelah protes Pemerintah Singapura terhadap pemberian nama kapal perang milik TNI Angkatan Laut (AL) Indonesia, KRI Usman Harun.
Singapura menilai nama Usman dan Harun merupakan dua tokoh yang kontroversial dan menggemparkan negeri tersebut.
Sedangkan Indonesia menilai, dua nama tersebut merupakan pemuda yang mampu memberikan semangat dengan aksi heroiknya, pada masa perjuangan Dwikora. Saat itu Usman dan Harun bisa menjadi figur sentral untuk menegakkan kehormatan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada masa kecilnya, setelah menamatkan Sekolah Dasar (SD), Usman meneruskan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Purbalingga, yang jaraknya kurang lebih sekira tiga kilometer (km) dari tempat tinggalnya. Ia masuk di sekolah swasta SMP Budi Bhakti.
"Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan simpati di kalangan masyarakat Purbalingga, karena prestasinya sejajar dengan sekolah negeri," seperti dikutip Sindonews dari buku Usman dan Harun Prajurit Setia yang diterbitkan TNI Angkatan Laut (AL), Kamis (13/2/2014).
Walaupun Usman dari kalangan Islam, namun tidak ada halangan dari orangtuanya untuk memasuki sekolah tersebut. Karena tujuan masuk sekolah bukan untuk belajar agama, tetapi untuk menuntut ilmu pengetahuan yang akan dipergunakan sebagai bekal hidup.
Sedangkan masalah ilmu agama sudah diperolehnya di rumah yang diajarkan orangtuanya. Sebagai anak desa, Usman tidak lupa membantu orangtuanya. Ia turut bekerja meringankan beban orangtuanya, seperti membersihkan kebun, membantu mengolah sawahnya, dan membantu memetik hasil kebun.
"Setiap hari ia (Usman) membawa sabit dan menjunjung keranjang untuk mencari makanan binatang piaraan. Pekerjaan itu menjadi kewajiban yang dijalankan Usman setiap hari, sehingga menjadikan dirinya seorang yang tabah dan ulet."
Selain aktif membantu orangtuanya, Usman juga aktif memperkuat tim olahraga bulutangkis di desanya. Permainan bulutangkis diperolehnya dari perkenalan dengan kawannya di kota. Untuk arena permainan telah dikorbankan sepetak tanah miliknya yang terletak dekat rumahnya.
"Dengan dibukanya lapangan ini, banyak mengundang pemuda-pemuda di desanya. Bahkan lebih luas lagi sampai ke kota."
Usman, pria yang pandai baca Alquran
Singapura menilai nama Usman dan Harun merupakan dua tokoh yang kontroversial dan menggemparkan negeri tersebut.
Sedangkan Indonesia menilai, dua nama tersebut merupakan pemuda yang mampu memberikan semangat dengan aksi heroiknya, pada masa perjuangan Dwikora. Saat itu Usman dan Harun bisa menjadi figur sentral untuk menegakkan kehormatan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada masa kecilnya, setelah menamatkan Sekolah Dasar (SD), Usman meneruskan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Purbalingga, yang jaraknya kurang lebih sekira tiga kilometer (km) dari tempat tinggalnya. Ia masuk di sekolah swasta SMP Budi Bhakti.
"Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan simpati di kalangan masyarakat Purbalingga, karena prestasinya sejajar dengan sekolah negeri," seperti dikutip Sindonews dari buku Usman dan Harun Prajurit Setia yang diterbitkan TNI Angkatan Laut (AL), Kamis (13/2/2014).
Walaupun Usman dari kalangan Islam, namun tidak ada halangan dari orangtuanya untuk memasuki sekolah tersebut. Karena tujuan masuk sekolah bukan untuk belajar agama, tetapi untuk menuntut ilmu pengetahuan yang akan dipergunakan sebagai bekal hidup.
Sedangkan masalah ilmu agama sudah diperolehnya di rumah yang diajarkan orangtuanya. Sebagai anak desa, Usman tidak lupa membantu orangtuanya. Ia turut bekerja meringankan beban orangtuanya, seperti membersihkan kebun, membantu mengolah sawahnya, dan membantu memetik hasil kebun.
"Setiap hari ia (Usman) membawa sabit dan menjunjung keranjang untuk mencari makanan binatang piaraan. Pekerjaan itu menjadi kewajiban yang dijalankan Usman setiap hari, sehingga menjadikan dirinya seorang yang tabah dan ulet."
Selain aktif membantu orangtuanya, Usman juga aktif memperkuat tim olahraga bulutangkis di desanya. Permainan bulutangkis diperolehnya dari perkenalan dengan kawannya di kota. Untuk arena permainan telah dikorbankan sepetak tanah miliknya yang terletak dekat rumahnya.
"Dengan dibukanya lapangan ini, banyak mengundang pemuda-pemuda di desanya. Bahkan lebih luas lagi sampai ke kota."
Usman, pria yang pandai baca Alquran
(maf)