Ada kepentingan pemilu di balik protes Usman Harun
A
A
A
Sindonews.com - Protes Singapura atas penamaan kapal perang KRI Usman Harun dinilai tidak sekadar persoalan sejarah, tapi terkait juga dengan momentum pemilu di Indonesia pada tahun ini.
"Terkait silang sengketa penamaan ini, isu ini secara sistematis dihembuskan bukan dalam konteks sejarah, hipotesis saya ini erat kaitannya dengan momentum pemilu di Indonesia pada tahun ini," ujar Pengamat Sosial Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati di Depok, Selasa (11/2/2014).
Devie menduga Singapura ingin menguji reaksi elite politik di Indonesia. Dari reaksi itu, pernyataan maupun sikap elite Indonesia dapat terlihat. Atas reaksi itu, lanjut dia, Pemerintah Singapura dalam menilai karakter elite Indonesia ke depan. "Siapakah yang akan relatif keras dan siapakah yang relatif lunak," ungkapnya.
Menurut beberapa penelitian, lanjut Devie, hal ini dapat terjadi di masyarakat dengan berbagai karakter budaya dan latar belakang sosial.
Sederhananya, Devie mencontohkan sebuah geng di sekolah, yang akan langsung bereaksi bila ada "gangguan" dari luar.
Tak hanya kepentingan pemilu di dalam negeri, Devie menilai polemik ini sengaja dihembuskan karena Singapura juga bakal menggelar pemilu. Seperti halnya di Indonesia, Devie menilai menjelang pemilu, pasti banyak politikus yang berakrobat.
"Ini bisa juga kaitannya dengan urusan internal Singapura sendiri, mereka kan juga mau pemilu, jadi ini mencuat untuk kepentingan komunikasi politik internal Singapura," tuturnya.
Berita:
Protes Singapura dinilai sepele
Dinamika bertetangga Indonesia-Singapura
"Terkait silang sengketa penamaan ini, isu ini secara sistematis dihembuskan bukan dalam konteks sejarah, hipotesis saya ini erat kaitannya dengan momentum pemilu di Indonesia pada tahun ini," ujar Pengamat Sosial Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati di Depok, Selasa (11/2/2014).
Devie menduga Singapura ingin menguji reaksi elite politik di Indonesia. Dari reaksi itu, pernyataan maupun sikap elite Indonesia dapat terlihat. Atas reaksi itu, lanjut dia, Pemerintah Singapura dalam menilai karakter elite Indonesia ke depan. "Siapakah yang akan relatif keras dan siapakah yang relatif lunak," ungkapnya.
Menurut beberapa penelitian, lanjut Devie, hal ini dapat terjadi di masyarakat dengan berbagai karakter budaya dan latar belakang sosial.
Sederhananya, Devie mencontohkan sebuah geng di sekolah, yang akan langsung bereaksi bila ada "gangguan" dari luar.
Tak hanya kepentingan pemilu di dalam negeri, Devie menilai polemik ini sengaja dihembuskan karena Singapura juga bakal menggelar pemilu. Seperti halnya di Indonesia, Devie menilai menjelang pemilu, pasti banyak politikus yang berakrobat.
"Ini bisa juga kaitannya dengan urusan internal Singapura sendiri, mereka kan juga mau pemilu, jadi ini mencuat untuk kepentingan komunikasi politik internal Singapura," tuturnya.
Berita:
Protes Singapura dinilai sepele
Dinamika bertetangga Indonesia-Singapura
(dam)