Pers 'zalimi' SBY, Dewan Pers minta maaf
A
A
A
Sindonews.com - Di puncak peringatan Hari Pers Nasional ke-68 yang diselenggarakan di Bengkulu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan keluhannya. Selama 10 tahun memimpin, masyarakat pers kurang bersahabat dengan dirinya.
"Izinkan saya atas nama masyarakat pers menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Telah menjadi hukum besi alamiah, setiap otoritas akan selalu berdampingan dengan perbedaan bahkan pertentangan," kata Ketua Dewan Pers Bagir Manan sambil berfilosofi, dalam sambutannya di Hari Pers Nasional, seperti dikutip dari laman setkab.go.id, Minggu (9/2/2014).
Dalam sambutannya tersebut, Bagir mengatakan, pihaknya menyadari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesekali diperlakukan tidak adil, diperlakukan berlebihan oleh masyarakat pers. Tidak jarang kena efek sampingan yang eksesif.
Meski biasanya efek samping acap kali menimbulkan kegundahan, lanjut mantan Ketua Mahkamah Agung ini, namun dalam berbagai perjalanan sejarah kemanusiaan tidak jarang efek samping malah memperkaya cakrawala dan kearifan.
"Sekali-sekali, efek sampingan menjadi modal kemajuan dan kematangan peradaban. Dalam kaitan ini dengan kebebasan pers di negeri kita, sangat diharapkan melalui efek sampingan itu kita menjadi lebih waspada dan menjadi arif menjaga cita-cita luhur kita sendiri," ujar Bagir.
Ketua Dewan Pers itu meyakini, ketika Presiden SBY menentukan pilihan untuk ikut menumbuhkan, membesarkan dan menjaga kemerdekaan pers, risiko eksesif termasuk kalkulasi yang tidak dapat dielakkan.
Turut hadir dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional 2014 di Bengkulu itu, Ibu Negara Ani Yudhohono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendikbud M Nuh, Ketua PWI Margiono, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, dan Gubernur Bengkulu Junaidi.
Baca:
Diberi 'Sahabat Pers', SBY mengeluh tak pernah jadi sahabat
Presiden SBY dianugerahi 'Sahabat Pers'
"Izinkan saya atas nama masyarakat pers menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Telah menjadi hukum besi alamiah, setiap otoritas akan selalu berdampingan dengan perbedaan bahkan pertentangan," kata Ketua Dewan Pers Bagir Manan sambil berfilosofi, dalam sambutannya di Hari Pers Nasional, seperti dikutip dari laman setkab.go.id, Minggu (9/2/2014).
Dalam sambutannya tersebut, Bagir mengatakan, pihaknya menyadari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesekali diperlakukan tidak adil, diperlakukan berlebihan oleh masyarakat pers. Tidak jarang kena efek sampingan yang eksesif.
Meski biasanya efek samping acap kali menimbulkan kegundahan, lanjut mantan Ketua Mahkamah Agung ini, namun dalam berbagai perjalanan sejarah kemanusiaan tidak jarang efek samping malah memperkaya cakrawala dan kearifan.
"Sekali-sekali, efek sampingan menjadi modal kemajuan dan kematangan peradaban. Dalam kaitan ini dengan kebebasan pers di negeri kita, sangat diharapkan melalui efek sampingan itu kita menjadi lebih waspada dan menjadi arif menjaga cita-cita luhur kita sendiri," ujar Bagir.
Ketua Dewan Pers itu meyakini, ketika Presiden SBY menentukan pilihan untuk ikut menumbuhkan, membesarkan dan menjaga kemerdekaan pers, risiko eksesif termasuk kalkulasi yang tidak dapat dielakkan.
Turut hadir dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional 2014 di Bengkulu itu, Ibu Negara Ani Yudhohono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendikbud M Nuh, Ketua PWI Margiono, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, dan Gubernur Bengkulu Junaidi.
Baca:
Diberi 'Sahabat Pers', SBY mengeluh tak pernah jadi sahabat
Presiden SBY dianugerahi 'Sahabat Pers'
(hyk)