Penjual pisang ini coba peruntungan jadi caleg

Rabu, 05 Februari 2014 - 15:56 WIB
Penjual pisang ini coba peruntungan jadi caleg
Penjual pisang ini coba peruntungan jadi caleg
A A A
Sindonews.com - Bursa Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 saat ini tak lagi jadi ajang perebutan bagi mereka yang berkantong tebal.

Buktinya, tidak sedikit mereka yang hidupnya pas-pasan mencoba peruntungan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Seperti halnya Tri Wahyudi Ari Setiawan wartawan sebuah media online ini. Dia tak ketinggalan berpartisipasi dan maju menjadi caleg 2014.

Alumni Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya cukup percaya diri ikut memperebutkan kursi DPRD Jawa Timur melalui Partai NasDem.

Selain menggeluti profesi sebagai wartawan, Yudi, begitu dia disapa juga menggeluti bisnis sebagai tengkulak pisang. Dengan bisnis sampaingannya itu, pria yang tinggal di Jalan Barata Jaya, Surabaya ini bisa terjun langsung ke daerah pemilihan (Dapil) 4 yang meliputi Jember dan Lumajang.

"Justru dengan kulakan pisang ini, saya bisa menyapa konstituen langsung. Minimal seminggu sekali turun dapil sekalian kulakan pisang. Dengan begitu ongkos politik tidak terlalu mahal," ujar suami Ratna Juniar ini saat berbincang-bincang dengan Sindonews, Rabu (5/2/2014).

Kata Yudi, untuk sekali Kulakan pisang ia mengeluar modal sebesar Rp5 juta. Dengan modal itu keuntungannya cukup lumayan. Namun dia tak menyebutkan nomilnya.

Biasanya selesai kulakan, pira yang aktif di organisasi kemahaiswaan ini memanfaatkan waktu untuk menyambangi beberapa konstituen.

Seperti di kawasan Desa Tempursari, Kecamatan Klakah Rejo, Lumajang. Di tempat tersebut, setidaknya tujuh Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di sana dijadikan kantong suara caleg nomor 9 ini.

"Konsep pertemuan dibuat se-egaliter mungkin agar bisa mengena pesan politik yang saya sampaikan seperti cangkrukan dan lain-lain. Dan Alhamdulilah Konsep ini mengena banyak masyarakat di dapil saya yang antusias," jelas pria berkepala plontos ini.

Selain di Kawasan Lumajang, Yudi juga berkampanye dengan sejumlah nelayan di Ambulu, Jember. Untuk merealisasikan janji-janji politiknya, Yudi menggunakan sistem kontrak politik dengan sejumlah nelayan tersebut. Salah satunya, adalah anggaran Jasmas akan diturunkan ke kampung nelayan itu ketika terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Timur.

"Di tempat itu saya MoU dengan para nelayan hitam di atas putih. Tentunya, dalam perjanjian itu saya juga mengajak teman yang saat ini berprofesi sebagai Notaris," jelasnya.

Untuk menyapa para konstituen itu, Yudi memilih hari Sabtu dan Minggu. Pada hari itu, tidak mengganggu aktivitasnya sebagai jurnalis di media online.

Selain nyambi sebagai tengkulak pisang, Yudi juga memiliki bisnis sampingan di Surabaya sebagai reseller kue basah pancake durian. Prinsipnya, meski memiliki modal yang pas-pasan banyak cara untuk berbuat di politik.

Meski dia mengakui, terjun ke dunia politik memang dibutuhkan modal. Artinya, modal tersebut tidak harus uang tapi masih ada modal lain yang tentunya sangat berpengaruh. "Yakni modal kepercayaan masyarakat," tukasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6025 seconds (0.1#10.140)