Indonesia kini jadi negara produsen narkoba
A
A
A
Sindonews.com - Narkotika dan obat atau bahan berbahaya (narkoba) menjadi momok bagi bangsa ini. Pasalnya, saat ini Indonesia sudah tak lagi sebagai transit peredaran narkoba.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Suhardi Alius. Menurutnya, Indonesia sudah menjadi negara produsen dan pemasaran narkoba.
"Kita sekarang tidak hanya sebagai daerah transit, tetapi sekarang sudah jadi daerah produksi dan pemasaran narkoba," kata Suhardi di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2014).
Polri mencatat, sepanjang 2013 lalu, jumlah korban penyalahgunaan narkoba mencapai 4,5 juta jiwa. Selain itu, ada 32.470 kasus peredaran yang terungkap.
Jumlah itu naik dibanding tahun 2012 yang berada di angka 26.561. Untuk barang bukti yang telah disita diantaranya, 16 ton ganja dan satu juta pil ekstasi.
"Belum lagi ancaman narkoba dan zat psikotropika aktif jenis baru yang menjadi ancaman besar dan serius, sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif," ucapnya.
Peningkatan tersebut diakui oleh Suhardi, akibat dari besarnya ketersediaan dan permintaan (suply and demand) narkoba di masyarakat.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Suhardi Alius. Menurutnya, Indonesia sudah menjadi negara produsen dan pemasaran narkoba.
"Kita sekarang tidak hanya sebagai daerah transit, tetapi sekarang sudah jadi daerah produksi dan pemasaran narkoba," kata Suhardi di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2014).
Polri mencatat, sepanjang 2013 lalu, jumlah korban penyalahgunaan narkoba mencapai 4,5 juta jiwa. Selain itu, ada 32.470 kasus peredaran yang terungkap.
Jumlah itu naik dibanding tahun 2012 yang berada di angka 26.561. Untuk barang bukti yang telah disita diantaranya, 16 ton ganja dan satu juta pil ekstasi.
"Belum lagi ancaman narkoba dan zat psikotropika aktif jenis baru yang menjadi ancaman besar dan serius, sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif," ucapnya.
Peningkatan tersebut diakui oleh Suhardi, akibat dari besarnya ketersediaan dan permintaan (suply and demand) narkoba di masyarakat.
(maf)