JK ungkap sumber bencana banjir
A
A
A
Sindonews.com - Bencana banjir yang melanda Indonesia belakangan ini diduga kuat bersumber dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan ulah manusia. Solusinya adalah dengan memperbaiki kerusakan lingkungan jika tak ingin bencana terulang.
Ketua Palang Mirah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, gundulnya hutan dan bukit yang dipenuhi pemukiman warga menyebabkan air tumpah ke pemukiman. Padahal, air ini harusnya mengalir ke kawasan hijau yang luasnya semakin sempit.
"Teorinya kenapa air itu masuk ke satu tempat, karena sudah tidak ada lagi tempat penyimpan air di gunung," kata JK saat menerima bantuan untuk korban bencana banjir dari PT Sido Muncul di Kantor PMI Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, kawasan resapan air di Jakarta luasnya semakin memprihatinkan. Maka itu, perbaikan lingkungan dari hulu dan hilir perlu dilakukan. Lanjutnya, perbaikan itu bisa dengan melakukan normalisasi fungsi sungai dan perbaikan saluran air.
Kemudian, masyarakat yang tinggal di pinggir kali dipindahkan ke rumah susun. "Itu saja, tapi harus dilakukan serentak," terangnya.
Menurutnya, upaya mengatasi banjir harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan banjir tidak bisa hanya membenahi kondisi lingkungan di hulu. Sementara sungai tidak berfungsi dengan baik.
Sebaliknya, jika sungai berfungsi dengan lancar tetapi hulunya tidak diperbaiki, dampaknya akan sama, banjir tetap melanda. "Mau lancar tapi orang tinggal di pinggir kali. Jadi harus serentak," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk mengatasi banjir yang rutin terjadi setiap tahun di Jakarta setidaknya pada tahap awal dibutuhkan Rp25 triliun. Sementara Rp10 triliun lagi dibutuhkan untuk keperluan normalisasi fungsi sungai dan memperbaiki kawasan hutan di kawasan Puncak Bogor. Sedangkan Rp15 triliun lagi dialokasikan untuk membangun rumah susun warga. "Jadi tahap pertama itu dulu yang mesti dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku prihatin dengan bencana yang terjadi di berbagai daerah. Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya memberi bantuan sebesar 3.000 paket sembako dan obat-obatan senilai Rp300 juta.
Bantuan itu diberikan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah. Bantuan tersebut diharapkan bisa meringankan beban warga yang tertimpa musibah."Kita berpartisipasi memberi bantuan," kata Irwan.
Sebelumnya bantuan serupa telah diberikan kepada korban bencana banjir di wilayah Jakarta. Bantuan itu diberikan lewat PMI di lima wilayah di Jakarta. Irwan mengaku pihaknya juga bekerjasama dengan Mabes TNI AD dengan bantuan sebesar Rp 200 juta. Total bantuan yang telah diberikan bagi korban banjir dan tanah longsor mencapai Rp 700 juta.
Berita:
19.357 prajurit TNI bantu atasi banjir
Ketua Palang Mirah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, gundulnya hutan dan bukit yang dipenuhi pemukiman warga menyebabkan air tumpah ke pemukiman. Padahal, air ini harusnya mengalir ke kawasan hijau yang luasnya semakin sempit.
"Teorinya kenapa air itu masuk ke satu tempat, karena sudah tidak ada lagi tempat penyimpan air di gunung," kata JK saat menerima bantuan untuk korban bencana banjir dari PT Sido Muncul di Kantor PMI Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, kawasan resapan air di Jakarta luasnya semakin memprihatinkan. Maka itu, perbaikan lingkungan dari hulu dan hilir perlu dilakukan. Lanjutnya, perbaikan itu bisa dengan melakukan normalisasi fungsi sungai dan perbaikan saluran air.
Kemudian, masyarakat yang tinggal di pinggir kali dipindahkan ke rumah susun. "Itu saja, tapi harus dilakukan serentak," terangnya.
Menurutnya, upaya mengatasi banjir harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan banjir tidak bisa hanya membenahi kondisi lingkungan di hulu. Sementara sungai tidak berfungsi dengan baik.
Sebaliknya, jika sungai berfungsi dengan lancar tetapi hulunya tidak diperbaiki, dampaknya akan sama, banjir tetap melanda. "Mau lancar tapi orang tinggal di pinggir kali. Jadi harus serentak," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk mengatasi banjir yang rutin terjadi setiap tahun di Jakarta setidaknya pada tahap awal dibutuhkan Rp25 triliun. Sementara Rp10 triliun lagi dibutuhkan untuk keperluan normalisasi fungsi sungai dan memperbaiki kawasan hutan di kawasan Puncak Bogor. Sedangkan Rp15 triliun lagi dialokasikan untuk membangun rumah susun warga. "Jadi tahap pertama itu dulu yang mesti dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku prihatin dengan bencana yang terjadi di berbagai daerah. Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya memberi bantuan sebesar 3.000 paket sembako dan obat-obatan senilai Rp300 juta.
Bantuan itu diberikan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah. Bantuan tersebut diharapkan bisa meringankan beban warga yang tertimpa musibah."Kita berpartisipasi memberi bantuan," kata Irwan.
Sebelumnya bantuan serupa telah diberikan kepada korban bencana banjir di wilayah Jakarta. Bantuan itu diberikan lewat PMI di lima wilayah di Jakarta. Irwan mengaku pihaknya juga bekerjasama dengan Mabes TNI AD dengan bantuan sebesar Rp 200 juta. Total bantuan yang telah diberikan bagi korban banjir dan tanah longsor mencapai Rp 700 juta.
Berita:
19.357 prajurit TNI bantu atasi banjir
(kur)