Ucapkan terima kasih, Anas gerah terhadap SBY
A
A
A
Sindonews.com - Gaya bahasa Anas Urbaningrum yang mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat akan menjalani penahanan memiliki makna yang sangat tajam.
Menurut pakar komunikasi politik Effendi Ghazali, kata-kata tersebut digunakan oleh tersangka kasus proyek Sport Center Hambalang itu bertujuan untuk menyindir Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tidak langsung.
"Dalam konteks itu, Anas sudah menggunakan kata yang paling tajam. Dulu kan menggunakan kata sengkuni, lalu bab pertama, itu semua teguran. Sekarang sudah menunjuk nama 'terima kasih kepada Pak SBY' itu sudah menunjuk nama, jadi sudah saling gerah," kata Effendi di Padepokan Demi Indonesia, Jalan Hang Tuah, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2014) malam.
Effendi menambahkan, bahwa kata-kata tersebut adalah ciri komunikasi politik pada budaya Jawa untuk mengkritik seseorang secara tidak langsung.
Dia menjelaskan, ada tiga cara untuk mengungkapkan kritik melalui budaya Jawa, yakni Esem Bupati, Semon Manteri dan Dupak Kuli.
"Karena Saya itu bertanya, kepada pakar komunikasi politik yang mengerti soal budaya Jawa. Itu dari tingkat menggunakan simbol, kemudian mulai menyampaikan teguran dan yang terakhir itu langsung ke orangnya," pungkas Effendi.
Baca berita:
Ditahan, Anas ucapkan terima kasih ke SBY
Menurut pakar komunikasi politik Effendi Ghazali, kata-kata tersebut digunakan oleh tersangka kasus proyek Sport Center Hambalang itu bertujuan untuk menyindir Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tidak langsung.
"Dalam konteks itu, Anas sudah menggunakan kata yang paling tajam. Dulu kan menggunakan kata sengkuni, lalu bab pertama, itu semua teguran. Sekarang sudah menunjuk nama 'terima kasih kepada Pak SBY' itu sudah menunjuk nama, jadi sudah saling gerah," kata Effendi di Padepokan Demi Indonesia, Jalan Hang Tuah, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2014) malam.
Effendi menambahkan, bahwa kata-kata tersebut adalah ciri komunikasi politik pada budaya Jawa untuk mengkritik seseorang secara tidak langsung.
Dia menjelaskan, ada tiga cara untuk mengungkapkan kritik melalui budaya Jawa, yakni Esem Bupati, Semon Manteri dan Dupak Kuli.
"Karena Saya itu bertanya, kepada pakar komunikasi politik yang mengerti soal budaya Jawa. Itu dari tingkat menggunakan simbol, kemudian mulai menyampaikan teguran dan yang terakhir itu langsung ke orangnya," pungkas Effendi.
Baca berita:
Ditahan, Anas ucapkan terima kasih ke SBY
(kri)