Kemenkum HAM benarkan ada perakitan bom di Nusakambangan
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Batu, Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sempat memanas pada Senin 20 Desember 2013 lalu.
Konflik tersebut terjadi karena adanya upaya pemindahan narapidana (napi) kasus terorisme, Pepi Fernando (30), dari Lapas Batu ke LP lainnya di Nusakambangan. Pepi dipindahkan menyusul beredar informasi yang menyebutkan sejumlah napi terorisme dipengaruhi merakit bom molotov di dalam penjara.
Saat dikonfirmasi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) Amir Syamsuddin pun membenarkannya. Menurutnya memang ada upaya pembuatan bom di LP Nusakambangan oleh napi teroris secara massal.
"Mereka berusaha, tetapi tidak ditemukan bahan peledak yang menyolok hanya ada beberapa peluru dan mesiu dari peluru kecil itu tidaklah mungkin dapat dirakit menjadi satu bom yang berkekuatan ledak besar," jelas Amir saat ditemui di LP Cipinang, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Namun, Amir membantah jika ada kecolongan dari petugas pemasyarakatan terkait adanya pencurian beberapa peluru dan upaya perakitan bom oleh narapidana teroris.
"Itulah sedang diadakan penyelidikan oleh jajaran pemasyarakatan. Tentunya untuk menemukan bagaimana hal itu terjadi? Tetapi, saya lihat bahwa itu belum layak dikatakan suatu yang terlalu besar sehingga menimbulkan peristiwa besar. Tidak sampai situ lah," tegasnya.
Dia menambahkan, penyelidikan masih terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Amir pun tak ingin berspekulasi terlalu dini soal hasil penyelidikan.
"Itukan disimpulkan seakan-akan merakit bom. Kemudian temuan 1-3 peluru, tapi tidak serta merta kita bisa menarik kesimpulan telah ada bom yang dirakit di sana. Penyelidikan sedang berjalan," paparnya.
Sementara, Amir berharap agar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) segera merealisasikan pembuatan Rumah Tahanan (Rutan) di kawasan Sentul.
"Harapan kami, pada saat BNPT membangun Rutan di Sentul, kami harapkan bahwa para napi teroris sebagian akan menjalani program deredikalisasi di tempat baru itu," terang Amir.
Dia juga mengaku sudah mendatangkan, ulama dari Timur Tengah untuk membatu upaya deredikalisasi, terhadap napi teroris di Indonesia.
Baca berita:
Kejanggalan penggerebekan teroris di Ciputat versi Kontras
Konflik tersebut terjadi karena adanya upaya pemindahan narapidana (napi) kasus terorisme, Pepi Fernando (30), dari Lapas Batu ke LP lainnya di Nusakambangan. Pepi dipindahkan menyusul beredar informasi yang menyebutkan sejumlah napi terorisme dipengaruhi merakit bom molotov di dalam penjara.
Saat dikonfirmasi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) Amir Syamsuddin pun membenarkannya. Menurutnya memang ada upaya pembuatan bom di LP Nusakambangan oleh napi teroris secara massal.
"Mereka berusaha, tetapi tidak ditemukan bahan peledak yang menyolok hanya ada beberapa peluru dan mesiu dari peluru kecil itu tidaklah mungkin dapat dirakit menjadi satu bom yang berkekuatan ledak besar," jelas Amir saat ditemui di LP Cipinang, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Namun, Amir membantah jika ada kecolongan dari petugas pemasyarakatan terkait adanya pencurian beberapa peluru dan upaya perakitan bom oleh narapidana teroris.
"Itulah sedang diadakan penyelidikan oleh jajaran pemasyarakatan. Tentunya untuk menemukan bagaimana hal itu terjadi? Tetapi, saya lihat bahwa itu belum layak dikatakan suatu yang terlalu besar sehingga menimbulkan peristiwa besar. Tidak sampai situ lah," tegasnya.
Dia menambahkan, penyelidikan masih terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Amir pun tak ingin berspekulasi terlalu dini soal hasil penyelidikan.
"Itukan disimpulkan seakan-akan merakit bom. Kemudian temuan 1-3 peluru, tapi tidak serta merta kita bisa menarik kesimpulan telah ada bom yang dirakit di sana. Penyelidikan sedang berjalan," paparnya.
Sementara, Amir berharap agar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) segera merealisasikan pembuatan Rumah Tahanan (Rutan) di kawasan Sentul.
"Harapan kami, pada saat BNPT membangun Rutan di Sentul, kami harapkan bahwa para napi teroris sebagian akan menjalani program deredikalisasi di tempat baru itu," terang Amir.
Dia juga mengaku sudah mendatangkan, ulama dari Timur Tengah untuk membatu upaya deredikalisasi, terhadap napi teroris di Indonesia.
Baca berita:
Kejanggalan penggerebekan teroris di Ciputat versi Kontras
(kri)