Jadi tuan rumah Olimpiade Matematika se-Asia, Indonesia optimis menang
A
A
A
Sindonews.com - Kontes matematika internasional bagi siswa-siswi setingkat SMP se-Asia, Asia Inter-Cities Teenager's Mathematics Olympiad (AITMO) 2013, digelar pada hari ini di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Ajang dua tahunan ini akan berlangsung selama empat hari, pada 26-30 Desember 2013. Kali ini Indonesia, melalui Klinik Pendidikan MIPA (KPM), dipercaya menjadi panitia penyelenggara ajang yang sudah menginjak tahun ke-6 ini.
Asisten Manajer Pendidikan KPM Muchammad Fachri yang bertindak sebagai Ketua Panitia AITMO 2013 mengatakan, penunjukan itu terjadi saat AITMO 2011 digelar di Nepal. Sekjen AITMO Dr Simon L Chua menunjuk KPM untuk menjadi tuan rumah AITMO tahun 2013 lantaran aktif ikut serta dalam kompetisi matematika Asia itu.
Pada tahun 2007 silam, pada AITMO yang berlangsung di Hongkong, Indonesia sudah berpartisipasi bersama dengan tim dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Indonesia yang kala itu hanya mengirimkan 1 tim (terdiri dari 4 orang siswa) meraih 1 medali perak dan 1 perunggu. Lantas pada 2009, saat AITMO kembali diadakan di Filipina, dua tim perwakilan Indonesia memboyong 4 perak dan 2 perunggu.
Untuk tahun ini, dengan persiapan yang lebih matang, Fachri dan KPM optimis perwakilan Indonesia mampu bersaing dengan tim unggulan dari China dan Thailand. Dia menyebut, dari 11 negara peserta AITMO 2013, dua negara itu yang lebih menonjol. Selain China dan Thailand, ada pula Kazakhstan, Filipina, Iran, India, Taiwan, Malaysia dan Bulgaria.
AITMO sendiri pertama kali diadakan Agustus 2003 di Fuzhou, China. Lalu pada 2005 AITMO digelar di Filipina. Saat itu, Indonesia hanya menjadi pemantau, dan hanya mengikuti lomba Elementary Mathematics International Contest (EMIC) yang pelaksanaanya bersamaan dengan AITMO.
Pada kegiatan tahun ini, Indonesia mengutus 32 orang perwakilan. Mereka melewati seleksi terbuka di laman www.kpmseikhlasnya.com. Sebagian besar peserta dari Indonesia mengikuti karantina, tahap pertama 21-23 November lalu, dan tahap ke dua pada 21-24 Desember 2014.
Karantina berlangsung di Griya Dharma Wulan, Hotel & Resort di Sentul, yang juga menjadi tempat menginap peserta AITMO 2013. Sementara perlombaan diadakan di Sekolah Taruna Bangsa tak jauh dari hotel tersebut.
Soal-soal sulit yang disusun oleh para juri internasional bakal menantang kreativitas para peserta. Selain soal-soal matematika bagi individu maupun tim, peserta juga akan diuji kepintarannya memecahkan masalah lewat permainan puzzle.
Di sela perlombaan, peserta juga mesti menunjukkan kemampuannya dalam seni budaya. Seluruh peserta maupun tim pendamping dari tiap-tiap negara juga akan diajak keliling Bogor dan berkunjung ke wahana permainan Jungle Land.
Ajang dua tahunan ini akan berlangsung selama empat hari, pada 26-30 Desember 2013. Kali ini Indonesia, melalui Klinik Pendidikan MIPA (KPM), dipercaya menjadi panitia penyelenggara ajang yang sudah menginjak tahun ke-6 ini.
Asisten Manajer Pendidikan KPM Muchammad Fachri yang bertindak sebagai Ketua Panitia AITMO 2013 mengatakan, penunjukan itu terjadi saat AITMO 2011 digelar di Nepal. Sekjen AITMO Dr Simon L Chua menunjuk KPM untuk menjadi tuan rumah AITMO tahun 2013 lantaran aktif ikut serta dalam kompetisi matematika Asia itu.
Pada tahun 2007 silam, pada AITMO yang berlangsung di Hongkong, Indonesia sudah berpartisipasi bersama dengan tim dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Indonesia yang kala itu hanya mengirimkan 1 tim (terdiri dari 4 orang siswa) meraih 1 medali perak dan 1 perunggu. Lantas pada 2009, saat AITMO kembali diadakan di Filipina, dua tim perwakilan Indonesia memboyong 4 perak dan 2 perunggu.
Untuk tahun ini, dengan persiapan yang lebih matang, Fachri dan KPM optimis perwakilan Indonesia mampu bersaing dengan tim unggulan dari China dan Thailand. Dia menyebut, dari 11 negara peserta AITMO 2013, dua negara itu yang lebih menonjol. Selain China dan Thailand, ada pula Kazakhstan, Filipina, Iran, India, Taiwan, Malaysia dan Bulgaria.
AITMO sendiri pertama kali diadakan Agustus 2003 di Fuzhou, China. Lalu pada 2005 AITMO digelar di Filipina. Saat itu, Indonesia hanya menjadi pemantau, dan hanya mengikuti lomba Elementary Mathematics International Contest (EMIC) yang pelaksanaanya bersamaan dengan AITMO.
Pada kegiatan tahun ini, Indonesia mengutus 32 orang perwakilan. Mereka melewati seleksi terbuka di laman www.kpmseikhlasnya.com. Sebagian besar peserta dari Indonesia mengikuti karantina, tahap pertama 21-23 November lalu, dan tahap ke dua pada 21-24 Desember 2014.
Karantina berlangsung di Griya Dharma Wulan, Hotel & Resort di Sentul, yang juga menjadi tempat menginap peserta AITMO 2013. Sementara perlombaan diadakan di Sekolah Taruna Bangsa tak jauh dari hotel tersebut.
Soal-soal sulit yang disusun oleh para juri internasional bakal menantang kreativitas para peserta. Selain soal-soal matematika bagi individu maupun tim, peserta juga akan diuji kepintarannya memecahkan masalah lewat permainan puzzle.
Di sela perlombaan, peserta juga mesti menunjukkan kemampuannya dalam seni budaya. Seluruh peserta maupun tim pendamping dari tiap-tiap negara juga akan diajak keliling Bogor dan berkunjung ke wahana permainan Jungle Land.
(hyk)