Pemilu 2014 butuh perpaduan pemimpin tua-muda
A
A
A
Sindonews.com - Survei Pol Tracking Institut menyebutkan masyarakat lebih dominan menyukai calon presiden (capres) dari generasi muda daripada generasi tua di Pemilu 2014 mendatang. Akankah, pemilu mendatang menutup kesempatan bagi Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri yang usianya tak lagi muda?
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi mengatakan, publik memang menginginkan penyegaran kepemimpinan dengan hadirnya sosok baru dan visioner. Tapi kepemimpinan yang sama sekali baru juga bukan pilihan bijak di tengah ancaman krisis yang akan dihadapi oleh indonesia.
"Artinya bercermin dari itu, Indonesia tetap membutuhkan transisi kepemimpinan yang baik agar terjadi kesinambungan kepemimpinan yang integratif dan visioner," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (23/12/2013).
Karena itu, lanjutnya, kehadiran elite politik senior tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa transisi kepemimpinan tersebut dapat terjaga dengan baik. Menurutnya, formasi kepemimpinan yang dibangun bisa saja kombinasi antara kepemimpinan muda-tua atau tua-muda.
"Contohnya, pasangan Wiranto-HT dengan kombinasi tua-muda. Selanjutnya bisa saja Mega-Jokowi. Sedangkan muda-tua, bisa Jokowi dengan figur lain yang mewakili generasi tua seperti, JK, ARB, Pramono Anung, dan lain-lain."
"Atau juga figur muda lainnya yang bisa dipasang-pasangkan sebagai bagian dari kombinasi antara generasi muda dan tua," lanjut pengajar Universitas Pertahanan ini.
Baca berita:
Generasi tua tidak disukai di Pemilu 2014
Pemerintah diminta perkuat pemuda
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi mengatakan, publik memang menginginkan penyegaran kepemimpinan dengan hadirnya sosok baru dan visioner. Tapi kepemimpinan yang sama sekali baru juga bukan pilihan bijak di tengah ancaman krisis yang akan dihadapi oleh indonesia.
"Artinya bercermin dari itu, Indonesia tetap membutuhkan transisi kepemimpinan yang baik agar terjadi kesinambungan kepemimpinan yang integratif dan visioner," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (23/12/2013).
Karena itu, lanjutnya, kehadiran elite politik senior tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa transisi kepemimpinan tersebut dapat terjaga dengan baik. Menurutnya, formasi kepemimpinan yang dibangun bisa saja kombinasi antara kepemimpinan muda-tua atau tua-muda.
"Contohnya, pasangan Wiranto-HT dengan kombinasi tua-muda. Selanjutnya bisa saja Mega-Jokowi. Sedangkan muda-tua, bisa Jokowi dengan figur lain yang mewakili generasi tua seperti, JK, ARB, Pramono Anung, dan lain-lain."
"Atau juga figur muda lainnya yang bisa dipasang-pasangkan sebagai bagian dari kombinasi antara generasi muda dan tua," lanjut pengajar Universitas Pertahanan ini.
Baca berita:
Generasi tua tidak disukai di Pemilu 2014
Pemerintah diminta perkuat pemuda
(kri)