Wong cilik khawatir pemerintahan lumpuh di tahun 2014
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 60,88 persen publik mengaku sangat khawatir Pemerintahan lumpuh di tahun 2014 mendatang atau tahun politik. Pasalnya, pemerintah dan sejumlah partai politik diyakii akan konsentrasi dalam meraup sura terbanyak sehingga kepentingan rakyat diabaikan.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Fitri Hari mengatakan mayoritas responden dalam survei tersebut, khawatir pemerintahan di 2014 tidak akan berjalan baik, karena disibukkan dengan pemilihan umum (Pemilu) 2014.
Hal itu mengingat, pemilihan umum legislatif (Pileg) dan Pemilihan umum presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) akan digelar pada tahun 2014 mendatang. Ada dua even besar yang akan dihadapi yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
"Hanya 31,27 persen publik yang masih yakin pemerintah tetap fokus bekerja," ujar Fitri di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data, kata dia, dilakukan sejak 18 Desember hingga 19 Desember 2013. Sedangkan responden dalam survei tersebut sebanyak 1.200, dengan margin error kurang lebih 2,9 persen.
Dia menambahkan, dari survei itu juga ditemukan bahwa 64,15 persen masyarakat desa khawatir pemerintahan lumpuh. Sedangkan yang merasa tak khawatir hanya 30,75 persen.
Sementara itu, sebanyak 31,29 persen masyarakat kota yang khawatir. Kemudian, masyarakat kota yang tidak khawatir sejumlah 45,06 persen.
Lebih jauh dia memaparkan, dari sisi ekonomi, 62,50 persen masyarakat menengah ke bawah khawatir pemerintahan lumpuh di tahun politik. Sedangkan, yang tidak hanya 36,50 persen.
Masyarakat ekonomi menengah sebanyak 66,67 persen yang khawatir. Yang tidak hanya 33,33 persen. Sedangkan ekonomi menengah ke atas sebanyak 41,67 persen dan yang tidak khawatir 50,00 persen. Selebihnya menjawab tidak tahu.
"Bisa dikatakan bahwa para wong cilik yang tinggal di desa lebih khawatir pemerintah akan lumpuh di 2014," tutur Fitri.
Bahkan, kata dia, masyarakat yang berpendidikan rendah pun merasa khawatir bahwa pemerintah akan lumpuh di tahun 2014 nanti. Sebanyak 57,69 masyarakat yang mengenyam pendidikan tingkat SD khawatir, yang tidak hanya 38,46 persen.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Fitri Hari mengatakan mayoritas responden dalam survei tersebut, khawatir pemerintahan di 2014 tidak akan berjalan baik, karena disibukkan dengan pemilihan umum (Pemilu) 2014.
Hal itu mengingat, pemilihan umum legislatif (Pileg) dan Pemilihan umum presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) akan digelar pada tahun 2014 mendatang. Ada dua even besar yang akan dihadapi yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
"Hanya 31,27 persen publik yang masih yakin pemerintah tetap fokus bekerja," ujar Fitri di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data, kata dia, dilakukan sejak 18 Desember hingga 19 Desember 2013. Sedangkan responden dalam survei tersebut sebanyak 1.200, dengan margin error kurang lebih 2,9 persen.
Dia menambahkan, dari survei itu juga ditemukan bahwa 64,15 persen masyarakat desa khawatir pemerintahan lumpuh. Sedangkan yang merasa tak khawatir hanya 30,75 persen.
Sementara itu, sebanyak 31,29 persen masyarakat kota yang khawatir. Kemudian, masyarakat kota yang tidak khawatir sejumlah 45,06 persen.
Lebih jauh dia memaparkan, dari sisi ekonomi, 62,50 persen masyarakat menengah ke bawah khawatir pemerintahan lumpuh di tahun politik. Sedangkan, yang tidak hanya 36,50 persen.
Masyarakat ekonomi menengah sebanyak 66,67 persen yang khawatir. Yang tidak hanya 33,33 persen. Sedangkan ekonomi menengah ke atas sebanyak 41,67 persen dan yang tidak khawatir 50,00 persen. Selebihnya menjawab tidak tahu.
"Bisa dikatakan bahwa para wong cilik yang tinggal di desa lebih khawatir pemerintah akan lumpuh di 2014," tutur Fitri.
Bahkan, kata dia, masyarakat yang berpendidikan rendah pun merasa khawatir bahwa pemerintah akan lumpuh di tahun 2014 nanti. Sebanyak 57,69 masyarakat yang mengenyam pendidikan tingkat SD khawatir, yang tidak hanya 38,46 persen.
(ysw)