Golkar akui penahanan Atut berimbas ke partai
A
A
A
Sindonews.com - Pasca penahanan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap pengurusan sengketa Pemilukada Lebak, Banten. Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Nurul Arifin mengakui, akan ada imbas bagi partainya dengan ditahannya orang nomor satu di Banten yang juga elite Golkar tersebut.
Langkah selanjutnya yang diambil Partai Golkar yaitu dengan segera merapatkan barisan dan melakukan konsulidasi partai.
"Suka atau tidak suka ini pasti berimbas secara organisasi pada Partai Golkar, juga kepada kepengurusan partai sekaligus kepada semangat konstituen kami di Banten khususnya," jelas Nurul Arifin saat ditemui di sela Sarasehan Peningkatan Kesadaran Politik Perempuan Menuju Bangsa Yang Berkualitas dan berkarakter, di Balai Dakwah Muhammadiyah, Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (21/12/2013).
Termasuk mengidentifikasi tokoh-tokoh kuat di Banten untuk nanti di kumpulkan kembali dan membangun Partai Golkar dengan semangat baru.
"Karena kami tidak menginginkan semangat para loyalis, para pemilih kami yang tradisional yang memang sudah berafiliasi dengan Golkar begitu lama jadi terpencar-pencar. Jadi kami akan lakukan konsulidasi," terangnya.
Meskipun diakui Nurul akan ada imbas dari penangkapan Gubenur wanita pertama di Indonesia tersebut, namun politikus Partai Golkar ini tidak akan takut dengan menurun popularitas Partai Golkar di Banten. Sebab, ungkap Nurul Partai Golkar di Banten tidak didirikan oleh Ratu Atut seorang, tetapi Partai Golkar di Banten didirikan oleh banyak tokoh. Sehingga sumber daya manusia yang di miliki Partai Golkar cukup untuk kembali membawa kejayaan Partai Golkar.
"Di Banten pun kami banyak tokoh masyarakat. Memang saat ini yang muncul kader utama Partai Golkar baru berasal dari keluarga Ibu Atut. Oleh karena itu saat ini kami sedang mengidentifikasi siapa saja tokoh-tokoh yang dahulu menguatkan Golkar dan tumbuh bersama Golkar di sana," jelasnya.
Agar imbas kasus yang menyeret Ratu Atut tidak memengaruhi suara Partai Golkar saat pileg dan pilpres nanti, maka pihak DPP Partai Golkar menanggapi permasalahan ini dengan bijak dan tidak terburu-buru. Sehingga dengan disokong oleh kekuatan yang selama ini menjadi sumber kekuatannya, Nurul optimis kader Partai Golkar tidak akan bercerai-berai.
"Kami banyak memiliki kader yang loyalis bukan cuma sekedar kader yang instan,"pungkasnya.
Golkar nonaktifkan Atut dari posisi Wabendum
Langkah selanjutnya yang diambil Partai Golkar yaitu dengan segera merapatkan barisan dan melakukan konsulidasi partai.
"Suka atau tidak suka ini pasti berimbas secara organisasi pada Partai Golkar, juga kepada kepengurusan partai sekaligus kepada semangat konstituen kami di Banten khususnya," jelas Nurul Arifin saat ditemui di sela Sarasehan Peningkatan Kesadaran Politik Perempuan Menuju Bangsa Yang Berkualitas dan berkarakter, di Balai Dakwah Muhammadiyah, Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (21/12/2013).
Termasuk mengidentifikasi tokoh-tokoh kuat di Banten untuk nanti di kumpulkan kembali dan membangun Partai Golkar dengan semangat baru.
"Karena kami tidak menginginkan semangat para loyalis, para pemilih kami yang tradisional yang memang sudah berafiliasi dengan Golkar begitu lama jadi terpencar-pencar. Jadi kami akan lakukan konsulidasi," terangnya.
Meskipun diakui Nurul akan ada imbas dari penangkapan Gubenur wanita pertama di Indonesia tersebut, namun politikus Partai Golkar ini tidak akan takut dengan menurun popularitas Partai Golkar di Banten. Sebab, ungkap Nurul Partai Golkar di Banten tidak didirikan oleh Ratu Atut seorang, tetapi Partai Golkar di Banten didirikan oleh banyak tokoh. Sehingga sumber daya manusia yang di miliki Partai Golkar cukup untuk kembali membawa kejayaan Partai Golkar.
"Di Banten pun kami banyak tokoh masyarakat. Memang saat ini yang muncul kader utama Partai Golkar baru berasal dari keluarga Ibu Atut. Oleh karena itu saat ini kami sedang mengidentifikasi siapa saja tokoh-tokoh yang dahulu menguatkan Golkar dan tumbuh bersama Golkar di sana," jelasnya.
Agar imbas kasus yang menyeret Ratu Atut tidak memengaruhi suara Partai Golkar saat pileg dan pilpres nanti, maka pihak DPP Partai Golkar menanggapi permasalahan ini dengan bijak dan tidak terburu-buru. Sehingga dengan disokong oleh kekuatan yang selama ini menjadi sumber kekuatannya, Nurul optimis kader Partai Golkar tidak akan bercerai-berai.
"Kami banyak memiliki kader yang loyalis bukan cuma sekedar kader yang instan,"pungkasnya.
Golkar nonaktifkan Atut dari posisi Wabendum
(lal)