180 gereja rawan teror, Polda Jateng siaga 1

Jum'at, 20 Desember 2013 - 17:51 WIB
180 gereja rawan teror,...
180 gereja rawan teror, Polda Jateng siaga 1
A A A
Sindonews.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah menyatakan ada 180 gereja di wilayah hukumnya yang rawan gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), tak terkecuali rawan teror. Pihak gereja diminta aktif berkoordinasi dengan petugas. Ini terkait perayaan Natal yang sebentar lagi tiba.

Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan, gereja yang mempunyai kriteria aman di wilayahnya berjumlah 2.670 buah. Total gereja di Jawa Tengah berjumlah 2.850 buah.

“Gereja yang mempunyai kriteria rawan, kami sudah antisipasi. Itu prioritas pengamanan. Nantinya juga dilakukan sterilisasi dari tim Jibom (Pejinak Bom), baik Polri maupun TNI. Pihak gereja kami imbau untuk aktif koordinasi, segera melapor jika ada kecurigaan, agar patroli polisi bisa bergerak cepat ke sana,” ungkapnya sesaat setelah memimpin Rapat Koordinasi Lintas Sektoral di Aula Mapolda Jawa Tengah, Jumat (20/12/2013).

Kriteria-kriteria rawan itu, kata Dwi, didasarkan dari beberapa hal. Di antaranya jumlah jemaat lebih dari 1.000 orang, rawan kriminalitas, rawan kemacetan lalu lintas, gereja masih dalam sengketa atau bermasalah perizinan, jauh dari pengawasan polisi, lokasi dalam radius kelompok radikal dan memiliki histori sasaran penyerangan kelompok tertentu.

Beberapa gereja itu terdapat di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Semarang dan Surakarta. Dwi mengaku pihaknya sudah memonitoring pergerakan kelompok-kelompok radikal. Polda Jawa Tengah menurunkan 11.554 personel atau hanya sekira 30 persennya.

“Kami ikuti terus. Namun sampai saat ini, mereka (kelompok radikal) masih pasif. Kami terus berkoordinasi dengan Densus (Detasemen Khusus 88 Antiteror). Untuk personel yang ditugaskan memang hanya sepertiganya, itu sesuai anggaran yang ada. Tapi anggota lain saya perintahkan siaga 1,” tambahnya.

Dwi mengatakan, pihaknya akan menggelar Operasi Lilin Candi 2013 untuk pengamanan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Operasi ini akan dilakukan 10 hari.

“Masih ada orang-orang yang belum sadar. Belum sadar. Menggunakan cara-cara yang menurut mereka benar. Ada yang belum sepaham, misalnya tentang ucapan Natal. Kita ini negara berbhineka, prulalisme, tentunya kerukunan umat beragama harus selalu dijaga,” terangnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan perayaan Natal dan Tahun Baru merupakan gelaran rutin tahunan. Namun demikian, tidak bisa dilewatkan begitu saja tanpa persiapan pengamanan.

“Polri bertugas mengamankan Kamtibmas, itu adalah amanat konstitusi. Langkah-langkah antisipasi harus dilakukan, baik kriminal biasa maupun terorisme. Masyarakat juga harus berperan aktif, agar perayaan Natal ini berjalan dengan baik,”
tambahnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0674 seconds (0.1#10.140)