Blusukan saja tidak cukup untuk membangun negara

Senin, 16 Desember 2013 - 08:10 WIB
Blusukan saja tidak...
Blusukan saja tidak cukup untuk membangun negara
A A A
Sindonews.com - Ketua Dewan PErwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman kembali mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dengan elektabilitas dan popularitas dari kandidat calon presiden.

Dia mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin negeri yang memiliki visi sebagai pemecah masalah. “Tidak cukup hanya blusukan saja untuk membangun sebuah negara ini. Harus ada semangat percaya diri dan semangat membangun,"jelas Irman Gusman saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan di Kampus UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Minggu (15/12/2013).

Hadir dalam dialog kebangsaan itu, mantan Ketua DPR Akbar Tanjung, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, Ketua Apkasi Isran Noor, serta Rektor UIN Suska M Nazir.

Lebih lanjut Irman menjelaskan bahwa rekam jejak dari figur capres lebih penting dibandingkan upaya untuk mempopulerkan diri dengan pencitraan. Pemimpin sejati, ujar Irman, harus memiliki visi, integritas, rekam jejak yang bagus dan juga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.

“Elektabilitas dan popularitas memang perlu, tapi bukan segalanya. Pemimpin itu harus memiliki visi yang jelas dan rekam jejak yang baik," ujar Irman.

Pada kesempatan itu, Irman menambahkan , yang dibutuhkan saat ini adalah semangat membangun dan semangat percaya diri, baik dalam pengelolaan sumber daya alam dan membangun negara ini.
"Teknologi perminyakan bukan teknologi yang canggih lagi,saat ini berkembang berbagai teknologi yang lebih canggih,"jelas Irman Gusma

Menurut dia, sebagai kaum intelektual, para akademisi kampus, mahasiswa harus berperan aktif untuk mengawal pelaksanaan demokrasi tahun 2014 agar mampu menghasilkan pesta demokrasi yang berkualitas. Menurut dia, keterlibatan para akademisi diharapkan bisa mengurangi angka golput yang saat ini dianggap cukup tinggi. Sebab, tingginya golput bisa berdampak pada legitimasi dan kualitas nilai demokrasi.

Sementara itu, mantan Ketua DPR Akbar Tanjung mengungkapkan saat ini Indonesia telah memasuki era demokrasi. Karena itu rekrutmen kepemimpinan nasional perlu dilakukan secara terbuka. Menurut dia, rakyat telah cerdas untuk memilih pemimpinnya. “Nah parpol semestinya juga dalam menentukan pemimpinnya bersifat terbuka,”ujarnya.

Akbar yang pada saat memimpin partai menggelar konvensi capres mengapresiasi partai lain yang dalam memilih pemimpin secara terbuka. Termasuk, PKS yang barusaha menggelar pemilu raya untuk memilih calon presiden. “Itu tradisi yang bagus yang perlu dilanjutkan,”ujarnya.

Dia menyayangkan langkah partainya yang tidak meneruskan konvensi yang digagasnya. Padahal melalui konvensi akan menguntungkan partai tersebut. Dalam kesempatan itu, Presiden PKS Anis Matta mengakui jika pemilu raya yang digelar untuk kalangan internal terinspirasi dari mantan ketua umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung.

Melalui konvensi saat itu, Golkar mampu tampil menjadi pemenang pemilu. Padahal saat itu Golkar juga mengalami krisis pasca reformasi. “Jika mau disebut guru politik, ya Bang Akbar Tanjung orangnya,” katanya.

Anis menambahkan pemimpin ke depan memiliki tantangan serius yang harus dihadapi. Karena itu, pilihlah calon atau figur yang memahami perubahan dan tantangan tersebut. Dengan begitu, pemimpin bisa memfasilitasi dan mengarahkan kemana arah perubahan itu.

Alasan Yusril baru ajukan gugatan UU Pilpres
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5015 seconds (0.1#10.140)