Marzuki anggap Hari Antikorupsi seremonial belaka
A
A
A
Sindonews.com - Peringatan Hari Antikorupsi sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember 2013 lalu menjadi titik balik bagi Indonesia untuk menelaah ulang komitmen bangsa dalam pemberantasan korupsi.
Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, mestinya momen peringatan hari antikorupsi itu mampu membuat bangsa Indonesia keluar dari budaya korupsi. Tetapi, Marzuki menganggap justru perilaku korupsi semakin meningkat.
"Peringatan yang sifatnya seremonial tidak akan menghasilkan hasil yang konkrit kalau tidak diikuti langkah-langkah yang sistematis dan terukur," ujar Marzuki, saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Maka itu, ia berpendapat, momentum peringatan Hari Antikorupsi menghendaki komitmen semua elemen bangsa dari pejabat publik sampai masyarakat paling bawah.
Menurutnya, kesadaran memberantas budaya korupsi di Indonesia masih lemah. Dari itu, lanjut dia, dibutuhkan kesadaran dari para elite politik bersama masyarakat mewujudkannya.
"Mari kita camkan dalam hati sanubari kita untuk Indonesia bermartabat, Indonesia yang bersih tanpa Korupsi," tukasnya.
Ditambahkan dia, sistem yang dibangun tak akan berjalan efektif untuk mengurangi budaya korupsi selama para pemangku kepentingan (stakeholder) abai menerapkan komitmen bersama. "Maka hasilnya tetap akan sama," tegas dia.
Baca berita:
Jaksa Agung: Kasus korupsi di Indonesia meningkat
Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, mestinya momen peringatan hari antikorupsi itu mampu membuat bangsa Indonesia keluar dari budaya korupsi. Tetapi, Marzuki menganggap justru perilaku korupsi semakin meningkat.
"Peringatan yang sifatnya seremonial tidak akan menghasilkan hasil yang konkrit kalau tidak diikuti langkah-langkah yang sistematis dan terukur," ujar Marzuki, saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Maka itu, ia berpendapat, momentum peringatan Hari Antikorupsi menghendaki komitmen semua elemen bangsa dari pejabat publik sampai masyarakat paling bawah.
Menurutnya, kesadaran memberantas budaya korupsi di Indonesia masih lemah. Dari itu, lanjut dia, dibutuhkan kesadaran dari para elite politik bersama masyarakat mewujudkannya.
"Mari kita camkan dalam hati sanubari kita untuk Indonesia bermartabat, Indonesia yang bersih tanpa Korupsi," tukasnya.
Ditambahkan dia, sistem yang dibangun tak akan berjalan efektif untuk mengurangi budaya korupsi selama para pemangku kepentingan (stakeholder) abai menerapkan komitmen bersama. "Maka hasilnya tetap akan sama," tegas dia.
Baca berita:
Jaksa Agung: Kasus korupsi di Indonesia meningkat
(kri)