Anas: Ruhut lebih populer ketimbang Konvensi Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Konvensi penjaringan calon presiden Partai Demokrat yang tak lahi terdengar hingar-bingarnya turut menyita perhatian mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Padahal, awalnya dipandang langkah yang diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu merupakan terobosan politik yang rasional.
"Konvensi bertujuan untuk membangun citra politik baru bagi PD: terbuka dan aspiratif dalam rekruitmen capres. #cawapressby," kicau Anas melalui akun Twitter pribadinya @anasurbaningrum, Rabu (4/12/2013).
Menurutnya, Konvensi Demokrat juga diharapkan menjadi dongkrak elektabilitas. Peserta konvensi "berjibaku" untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat.
"Kesebelasan (11 tokoh) dan segenap energinya diharapkan menjadi turbin pemutar mesin elektabilitas PD. #cawapressby," lanjut Anas.
Namun, ia menilai, dalam kenyataannya harapan itu tampaknya sulit diwujudkan. Berbagai survei menunjukkan elektabilitas para peserta Konvensi Demokrat masih jauh dari harapan.
"Angka elektabilitas PD belum naik. Survei LSI dan CSIS misalnya, menunjukkan angka PD malah turun. #cawapressby," kata dia.
Selain itu, lanjut Anas, konvensi belum berhasil menjadi magnit politik yang menarik. Malah beberapa tokoh menolak ikut menjadi peserta konvensi.
"Pemberitaan tentang konvensi tidak seperti dulu Konvensi Golkar. Memang agak beda konvensi Demokrat dan Golkar. #cawapressby," pungkasnya.
Bahkan, tambah Anas, berita tentang penolakan terhadap penunjukan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III menggantikan Gede Pasek Suardika masih lebih populer ketimbang Konvensi Partai Demokrat.
"Bahkan misalnya, pemberitaan tentang Bang Ruhut di Komisi 3 lebih menonjol ketimbang berita konvensi. #cawapressby," pungkas anggota KPU ini.
Baca berita:
83% masyarakat tak tahu Konvensi Capres Demokrat
Padahal, awalnya dipandang langkah yang diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu merupakan terobosan politik yang rasional.
"Konvensi bertujuan untuk membangun citra politik baru bagi PD: terbuka dan aspiratif dalam rekruitmen capres. #cawapressby," kicau Anas melalui akun Twitter pribadinya @anasurbaningrum, Rabu (4/12/2013).
Menurutnya, Konvensi Demokrat juga diharapkan menjadi dongkrak elektabilitas. Peserta konvensi "berjibaku" untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat.
"Kesebelasan (11 tokoh) dan segenap energinya diharapkan menjadi turbin pemutar mesin elektabilitas PD. #cawapressby," lanjut Anas.
Namun, ia menilai, dalam kenyataannya harapan itu tampaknya sulit diwujudkan. Berbagai survei menunjukkan elektabilitas para peserta Konvensi Demokrat masih jauh dari harapan.
"Angka elektabilitas PD belum naik. Survei LSI dan CSIS misalnya, menunjukkan angka PD malah turun. #cawapressby," kata dia.
Selain itu, lanjut Anas, konvensi belum berhasil menjadi magnit politik yang menarik. Malah beberapa tokoh menolak ikut menjadi peserta konvensi.
"Pemberitaan tentang konvensi tidak seperti dulu Konvensi Golkar. Memang agak beda konvensi Demokrat dan Golkar. #cawapressby," pungkasnya.
Bahkan, tambah Anas, berita tentang penolakan terhadap penunjukan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III menggantikan Gede Pasek Suardika masih lebih populer ketimbang Konvensi Partai Demokrat.
"Bahkan misalnya, pemberitaan tentang Bang Ruhut di Komisi 3 lebih menonjol ketimbang berita konvensi. #cawapressby," pungkas anggota KPU ini.
Baca berita:
83% masyarakat tak tahu Konvensi Capres Demokrat
(kri)