Menag minta pembangunan Media Islam Internasional di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan, media berperan mengubah opini masyarakat terhadap nilai agama, baik di masa kini dan masa depan.
Untuk itu, masyarakat harus memiliki kecerdasan dalam bersikap dan kritis terhadap informasi, sesuai ajaran agama sebagaimana yang tertuang pada kitab suci.
"Saat ini Islam sering dipojokkan sebagai agama yang keras, dan mendiskriditkan Islam," kata dia, Selasa (3/12/2013).
Menurut dia, dalam konferensi ini, diharapkan terbukanya peluang bagi kalangan media untuk membangun silahturahmi dan jejaring komunikasi.
"Hal ini baik dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama, untuk melakukan kerja sama yang bermanfaat untuk penguatan ukhuwah Islamiyah," katanya.
Dalam hal ini, lanjutnya, kehadiran media Islam Internasional sangatlah penting. Hal ini bertujuan, guna penyeimbang berita mengenai Islam. Jika dilihat selama ini, beberapa media barat dinilai tidak memiliki objektivitas dalam pemberitaan. Khususnya, kasus konflik horizontal di dalam dan di luar negeri. "Seringkali dianggap memprovokasi dengan isi pemberitaan yang kurang berimbang," ujarnya.
Untuk itu, kata Menag, dirinya meminta agar kantor pusat pemberitaan media Islam tersebut di bangun di Indonesia. Menurutnya, dengan kondisi Indonesia yang lebih stabil, dan Indonesia memiliki kelebihan menghadirkan sebuah media televisi Islam Internasional.
Selain itu, dari sumber daya manusia (SDM), Indonesia memiliki perguruan tinggi Islam yang dapat mendukung hadirnya sebuah media Islam.
"Dari perundang-undangan, Indonesia memiliki kelebihan kebebasan pers yang lebih baik, dibandingkan negara Islam lainnya," tegas dia.
Klik di sini untuk berita selengkapnya.
Untuk itu, masyarakat harus memiliki kecerdasan dalam bersikap dan kritis terhadap informasi, sesuai ajaran agama sebagaimana yang tertuang pada kitab suci.
"Saat ini Islam sering dipojokkan sebagai agama yang keras, dan mendiskriditkan Islam," kata dia, Selasa (3/12/2013).
Menurut dia, dalam konferensi ini, diharapkan terbukanya peluang bagi kalangan media untuk membangun silahturahmi dan jejaring komunikasi.
"Hal ini baik dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama, untuk melakukan kerja sama yang bermanfaat untuk penguatan ukhuwah Islamiyah," katanya.
Dalam hal ini, lanjutnya, kehadiran media Islam Internasional sangatlah penting. Hal ini bertujuan, guna penyeimbang berita mengenai Islam. Jika dilihat selama ini, beberapa media barat dinilai tidak memiliki objektivitas dalam pemberitaan. Khususnya, kasus konflik horizontal di dalam dan di luar negeri. "Seringkali dianggap memprovokasi dengan isi pemberitaan yang kurang berimbang," ujarnya.
Untuk itu, kata Menag, dirinya meminta agar kantor pusat pemberitaan media Islam tersebut di bangun di Indonesia. Menurutnya, dengan kondisi Indonesia yang lebih stabil, dan Indonesia memiliki kelebihan menghadirkan sebuah media televisi Islam Internasional.
Selain itu, dari sumber daya manusia (SDM), Indonesia memiliki perguruan tinggi Islam yang dapat mendukung hadirnya sebuah media Islam.
"Dari perundang-undangan, Indonesia memiliki kelebihan kebebasan pers yang lebih baik, dibandingkan negara Islam lainnya," tegas dia.
Klik di sini untuk berita selengkapnya.
(stb)