Indonesia diminta hilangkan mental minder
A
A
A
Sindonews.com - Indonesianis dan Advisor REDD plus pada Pemerintah Indonesia Kevin Evans mengungkapkan, Indonesia harus menghapus mental minder yang menjadi tanda bekas negara jajahan.
Kevin menegaskan, Indonesia adalah negara besar yang mampu membentuk dan mempengaruhi arah pemikiran global. Contohnya, Indonesia ditunjuk sebagai salah satu negara, yang turut menggarap ide-ide pasca MDGs 2015 nanti.
Contoh lain ialah, peran aktif Indonesia dalam membantu negara lain yang menjadi korban bencana alam, seperti ke Myanmar, Pakistan dan Cina.
“Indonesia dan begitu pula Australia ada mental mindernya. Namun mental minder ini, harus diganti dengan mental bersaing,” ujarnya, Selasa, 26 November 2013.
Kevin mengungkapkan, jalan menuju negara yang kompetitif itu tidak hanya menyesuaikan peraturan perdagangan dengan negara lain, atau persiapan SDM secara teori.
Akan tetapi, ungkapnya, apakah para pengusaha dan SDM lainnya sudah mampu menyerbu pasar di Thailand, Filipina dan bahkan Singapura. Atau apakah para pengusaha sudah siap menanamkan modalnya di negara lain.
"Selain itu pula, para pebisnis Indonesia sudah harus mengerti kondisi budaya negara lain, dan bagaimana standar kerjanya," imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
Kevin menegaskan, Indonesia adalah negara besar yang mampu membentuk dan mempengaruhi arah pemikiran global. Contohnya, Indonesia ditunjuk sebagai salah satu negara, yang turut menggarap ide-ide pasca MDGs 2015 nanti.
Contoh lain ialah, peran aktif Indonesia dalam membantu negara lain yang menjadi korban bencana alam, seperti ke Myanmar, Pakistan dan Cina.
“Indonesia dan begitu pula Australia ada mental mindernya. Namun mental minder ini, harus diganti dengan mental bersaing,” ujarnya, Selasa, 26 November 2013.
Kevin mengungkapkan, jalan menuju negara yang kompetitif itu tidak hanya menyesuaikan peraturan perdagangan dengan negara lain, atau persiapan SDM secara teori.
Akan tetapi, ungkapnya, apakah para pengusaha dan SDM lainnya sudah mampu menyerbu pasar di Thailand, Filipina dan bahkan Singapura. Atau apakah para pengusaha sudah siap menanamkan modalnya di negara lain.
"Selain itu pula, para pebisnis Indonesia sudah harus mengerti kondisi budaya negara lain, dan bagaimana standar kerjanya," imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)